NUSANTARA

Kapal Nelayan Tenggelam di Rembang, 11 ABK Masih Dicari

“Teman saya sudah nggak kuat lagi setelah lebih dari dua malam, kemudian terlepas,”

AUTHOR / Musyafa

Kapal nelayan tenggelam di Rembang, 11 ABK masih dicari
Bagus Triyono, ABK selamat kapal nelayan tenggelam, warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah. (Dok Risdiyanto).

KBR, Rembang- Kapal nelayan KM Berkah Aminah 2 dari Bulu Bancar Tuban, Jawa Timur tenggelam. Kapal tersebut membawa 14 anak buah kapal (ABK), termasuk juru mudi atau nahkoda.

Juru mudi bernama Suranto, asli warga Kelurahan Pacar Rembang. Kemudian 7 ABK dari Kabupaten Rembang (Eko, Gito, Arifin, Verly, Dedi Prasetyo, Mul dan Jodi), 2 dari Batangan Kabupaten Pati (Dono, Duki), 2 dari Juana Kabupaten Pati (Mbah Man & rekan), 1 dari Ngepungrojo Pati (Bagus Triyono) dan 1 dari Banjarejo Kecamatan Bancar Tuban (Karjani).

Bagus Triyono, nelayan asal Desa Ngepungrojo Pati ditemukan dalam kondisi selamat, terdampar di Desa Sergang Kecamatan Batu Putih Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur. Ia selanjutnya dijemput dan dibawa ke Pos Kamla Tambakboyo Tuban.

Risdiyanto, perangkat Desa Gegunung Wetan Rembang mengaku sempat diajak pihak keluarga juru mudi kapal dari Kelurahan Pacar, untuk berangkat mengecek ke Tambakboyo.

Dirinya bertemu langsung dengan ABK selamat, Bagus Triyono di Pos Tambakboyo.

“Kami bertanya langsung kronologis kapal tenggelam dan kondisi ABK waktu itu, dengan ABK yang selamat,” ungkapnya, Selasa (30/01).

Bagus menceritakan kapal berangkat pada hari Sabtu (20 Januari 2024). Setelah itu di hari Minggu (21/01) sekira pukul 17.30 Wib, kapal bocor. Ia memperkirakan lokasi kejadiannya di perairan jarak 18 – 20 Mil sebelah utara Bonang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang.

“Karena dari Bulu Bancar, haluan arahnya menuju barat laut dan kita sudah pernah mencari ikan di situ, utara Bonang, jam setengah 5 sore tawur (menangkap ikan),” kata Bagus menggunakan bahasa Jawa.

Kebocoran kapal sebenarnya sudah diketahui lebih awal. Ada yang menyarankan lebih baik kembali pulang, tapi pihak motoris menyampaikan masih aman, sehingga juru mudi tetap melanjutkan mencari ikan.

Hingga kemudian datanglah ombak besar, mulai menenggelamkan kapal tersebut.

“Tawur terakhir jam lima an sore, ada ombak besar dari samping belakang, byuk,” imbuhnya.

Saat kondisi separuh kapal tenggelam, 14 orang ABK bersiap-siap menyelamatkan diri.

Ketersediaan pelampung hanya ada 7 buah, sehingga sebagian ABK yang memakai. Sebagian lainnya tidak memakai pelampung, termasuk juru mudi kapal.

“Waktu itu kan juru mudi, motoris masih sibuk ngurusi kapal. ABK-ABK lain cari pelampung,” lanjut Bagus.

Baca juga:

Pada awal-awal setelah kapal tenggelam, sebenarnya 14 orang masih berkumpul dalam satu kelompok. Posisi terombang-ambing ke arah timur, karena arus ombak baratan.

Saat itu mereka berembug, kalau masih dalam satu rombongan, pasti akan lambat gerakannya. Muncullah ide untuk memecah menjadi kelompok kecil, masing-masing 3 orang.

Bagus bersama dua rekannya terus bertahan di tengah lautan. Namun pada hari ketiga, kedua temannya sudah tidak kuat lagi, karena lapar dan terlalu letih.

“Teman saya sudah nggak kuat lagi setelah lebih dari dua malam, kemudian terlepas,” ucap Bagus.

Bagus yang masih memakai pelampung bertahan sekuat tenaga, sampai akhirnya terdampar di Sumenep Madura, Jumat petang (26/01).

“Kalau pas malam, waduh suasana sudah gelap, mau minta tolong, minta tolong siapa. Saya hanya bisa berdo’a,” bebernya.

Hingga Selasa (30/01) pagi ini, dua nelayan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di Pulau Kangean sebelah timur Madura, Jawa Timur. Sedangkan ABK lainnya masih dalam proses pencarian.


Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!