NUSANTARA

Ikuti Misa Paus, Ratusan Umat Katolik Solo Berangkat ke Jakarta

Di sejumlah gereja Katolik di Solo, bus-bus pariwisata tampak parkir di halaman depan.

AUTHOR / Yudha Satriawan

EDITOR / R. Fadli

Misa
Bus terparkir di halaman gereja. Siap mengangkut jemaat Katolik dari Solo ke Jakarta (4/9/2024) malam. (Foto: KBR/Yudha Satriawan)

KBR, Solo - Ratusan umat Katolik di Solo, Jawa Tengah diketahui berangkat menuju Jakarta guna mengikuti Misa bersama Paus Fransiskus, Kamis (5/9/2024) di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Dari pantauan KBR Media, sejak Rabu (4/9/2024) malam, di sejumlah gereja Katolik di Solo, bus-bus pariwisata tampak parkir di halaman depan.

Di Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan misalnya, sejumlah jemaat berkumpul dan mereka tampak mengenakan kaos warna hitam bergambar Paus Fransiskus dan logo Garuda berwarna keemasan.

Mereka masuk ke dalam bus sambil membawa barang bawaan yang dipersiapkan selama perjalanan.

Di dalam kompleks gereja yang berada di samping Balai kota Solo itu, tampak dipenuhi juga sanak keluarga jemaat yang ikut mengantar. Mereka larut dengan saling mendoakan.

Hampir satu jam bus tersebut berada di dalam kompleks gereja dan barulah kemudian bergerak meninggalkan Solo menuju Jakarta.

Data yang dihimpun KBR Media menyebutkan, ada enam gereja Katolik dari Solo yang memberangkatkan jemaatnya ke acara Misa bersama di GBK Jakarta. Masing-masing gereja diberi kuota peserta hanya 25 jemaat. Total peserta dari Solo ada sekitar 150 orang.

Sementara itu, berdasarkan informasi resmi dari Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) disebutkan, Misa 5 September 2024 di GBK dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Pre-Mass, Misa Kudus, dan Post-Mass.

Umat yang mengikuti kegiatan Misa diharapkan memperhatikan beberapa panduan acara. Misalnya, waktu pelaksanaan pukul 15.30 hingga 18.30 WIB.

Pada pukul 15.30 WIB, umat diharapkan sudah menempati kursi yang telah ditentukan. Umat wajib tetap di tempat selama misa berlangsung. Juga diingatkan, agar alat komunikasi diatur dalam mode senyap.

Ada juga panduan, agar umat tidak diperkenankan keluar-masuk barisan kursi selama misa berlangsung. Kecuali, dalam keadaan darurat.

Setiap masing-masing area Komuni dilayani satu petugas Komuni (Romo, Suster, Bruder, atau Frater) dan satu misdinar yang dilengkapi dengan payung juga lilin menyala sebagai tanda Komuni tengah berlangsung.

Baca juga:

Amnesty Berharap Paus Fransiskus Jadi Juru Damai di Papua

Paus Fransiskus Sebut Keragaman Indonesia Jadi Contoh untuk Dunia

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!