NUSANTARA

Gelombang Tinggi Bikin 500-an Nelayan di Semarang Gagal Melaut

Gelombang tinggi terjadi sejak sepekan lalu. Imbasnya ratusan nelayan memilih untuk libur melaut dan meninggalkan kapal di dermaga.

AUTHOR / Anindya Putri

Gelombang Tinggi Bikin 500-an Nelayan di Semarang Gagal Melaut
Ilustrasi. Petugas memantau pusaran siklonik di stasiun klimatologi BMKG Malang, Jawa Timur, Jumat (5/1/2024). (Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

KBR, Semarang - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang menyebut sekitar 500 nelayan di wilayahnya gagal melaut lantaran cuaca buruk dan gelombang tinggi.

Ketua KNTI Semarang, Slamet Ari mengatakan gelombang tinggi terjadi sejak sepekan lalu. Imbasnya ratusan nelayan memilih untuk libur melaut dan meninggalkan kapalnya di dermaga

"Kita sudah ada permintaan ke Pemkot untuk dibuatkan tanggul pemecah gelombang, tapi tidak tahu bakal direalisasikan atau tidak. Karena akan ada benturan antarkapal di dermaga. Kalaupun dipaksakan untuk berlayar itu juga dapatnya sampah. Kami memilih libur karena kalau dipaksakan untuk melaut juga percuma. Yang tetap melaut itu nelayan yang punya bagan biasanya," kata Ari di Semarang, Selasa (23/1/2024).

Untuk menghindari tabrakan antarkapal, sejumlah kapal milik nelayan diungsikan ke Sungai Benger.

Menurut Ari, pihaknya juga telah meminta kepada pemerintah kota Semarang untuk membangun tanggul pemecah ombak di sekitar dermaga.

"Sudah lama kami minta dibuatkan tanggul agar kapal yang diparkir tidak saling tabrakan sehingga rusak," jelasnya.

Ari mengaku khawatir, jika gelombang tingga berlangsung lama nasib nelayan akan semakin memperparah nasib nelayan.

"Semoga saja gelombang tinggi tidak lama dan tanggul juga segera dibangun oleh Pemkot,"imbuhnya.

Sebelumnya beredar di media sosial, gelombang tinggi menghantam sejumlah kapal milik nelayan di Tambaklorok, Kota Semarang pada Senin (22/1/2024) malam.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!