NUSANTARA
Gagal Panen di Bantul, 200 Hektare Sawah Terendam Air
Genangan air telah terjadi lebih dari lima tahun.

KBR, Yogyakarta- Gagal panen terjadi di Desa Poncosari, Kec. Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Itu terjadi setelah 200 hektare lahan di wilayah tersebut terendam air.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) segera menangani saluran irigasi penyebab banjir di Desa Poncosari.
"Kalau untuk normalisasi sungai ini tahun BBWS akan selesaikan. (Targetnya satu tahun?), iya, normalisasi. Mudah-mudahan bisa enam bulan, tergantung kecepatan BBWS," katanya di Bantul, DIY, Rabu, (15/1/2025).
Menurut Amran, normalisasi sungai akan mendorong produktivitas pertanian di wilayah tersebut. Selain itu, Kementan juga akan memberikan bantuan 3,5 ton bibit padi kepada petani yang sawahnya terendam air. Dalam waktu satu minggu, bantuan tersebut diharapkan sudah bisa didistribusikan ke para petani.
"Bantuan ini diberikan untuk mengurangi kerugian yang ditanggung petani ketika gagal panen. Bantuan juga berupa pompa air, hand tractor, agar normalisasi sungai penyebab banjir ini solusi permanen yang kita bawa. Insyaallah dalam waktu seminggu bantuan sudah dikirim semua," ungkapnya.

Lima Tahun
Ketua Gapoktan Sari Kismo, Amar Woro Sunu mengungkapkan, wilayah Poncosari berada di sisi hilir saluran irigasi. Karenanya, selama musim penghujan aliran air dari Bendung Kamijoro yang melalui saluran irigasi di wilayah tersebut meluap dan menggenangi lahan persawahan 200 hektare milik tujuh kelompok tani.
"Setahun kami menanam (padi) tiga kali, tapi hanya panen sekali," ujarnya.
Amar menjelaskan, selama setahun para petani menanam padi-padi-palawija. Produktivitas padi mencapai 8-9 ton per hektare dalam sekali panen. Namun, genangan air menyebabkan lahan persawahan gagal panen. Akibatnya petani merugi sekitar Rp5 juta per satu hektare lahan pertanian yang gagal panen.
"Lahan yang tergenang banjir harus dilakukan pengerukan dengan segera. Kalau tidak, ketika hujan, kita tanam, nanti mati lagi," ujarnya.
Amar mengatakan, genangan air telah terjadi lebih dari lima tahun. Karena itu kelompok tani telah mengajukan permintaan pengerukan saluran irigasi. Namun, dalam dua tahun belakangan, belum ada langkah penanganan dari BBWSSO, selaku penanggungjawab pengelolaan saluran irigasi.
"Harapan kami saluran irigasi bisa diperbaiki," katanya.
Harapan juga disampaikan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. Ia berharap pihak-pihak terkait segera menangani genangan air di lahan persawahan Desa Poncosari.
"Mohon Pak Menteri dan pihak terkait bisa memperbaiki saluran irigasi, supaya dapat menyelamatkan ratusan hektare lahan pertanian padi," pintanya.
Janji Ditangani
Sementara itu, Kepala BBWSSO, Gatut Bayuaji menjelaskan, genangan air di wilayah tersebut disebabkan aliran air di saluran irigasi tidak lancar.
"Ada klap dan sedimentasi yang menyebabkan saluran drainase irigasi kurang lancar. Kita akan tangani secara bertahap," ujarnya.
Baca juga:
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!