NUSANTARA

Dua Koperasi BMT di Rembang Mengalami Aksi Rush Money

Nilainya diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.

AUTHOR / Musyafa

Dua Koperasi BMT di Rembang Mengalami Aksi Rush Money
Ilustrasi penarikan uang besar-besaran atau rush money. Foto: mufid.majnun

KBR, Rembang- Dua koperasi Baitul Maal wat Tamwil atau BMT di Rembang, Jawa Tengah, mengalami aksi rush money atau penarikan simpanan besar-besaran uang milik anggota. Nilainya diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.

Pemerintah Kabupaten Rembang belum mengambil langkah-langkah terkait kejadian itu. Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengaku belum menerima laporan dari masyarakat, sehingga pemerintah tidak bisa campur tangan atas masalah tersebut.

“Belum ada, belum ada surat pengaduan atau permohonan tertulis, sehingga saya mau apa sekarang ini. Kan enggak bisa kita masuk ngeloyor, hei BMT? Kan, enggak bisa seperti itu, karena harus ada pengaduan dulu,” tuturnya, Kamis, (18/01).

Kata dia, jika nanti pemkab terburu-buru mengambil langkah, makan akan dianggap melampaui kewenangan.

“Pemerintah pada prinsipnya melindungi dan mengayomi semuanya, kalau masyarakat ada kegaduhan, mesti ada pengaduan atau permohonan. Nanti dikira offside kita, ora urusane kok diurusi,” kata Bupati.

Bupati mengeklaim, fenomena penarikan uang besar-besaran di dua koperasi BMT tidak berdampak buruk terhadap keberadaan bank milik daerah.

Justru sebaliknya mereka menerima dampak positif, karena mengalami peningkatan penyimpanan uang dari masyarakat.

“Tidak, tidak sampai menular ke bank daerah. Bank malah dapat dampak positifnya, warga geser ke perbankan. Selama ini kan koperasi dan bank hampir sama, yo nerima tabungan, yo ngreditno. Saya belum tahu bagaimana aturannya. Tapi, yang jelas kalau belum ada laporan ke pemkab, kita sebagai wasit saja. Kalau wasit kan enggak boleh main,” tandasnya.

Penarikan simpanan uang anggota dalam kondisi tidak wajar ini sebelumnya terjadi di koperasi BMT Bus Lasem dan BMT Harum Rembang. Pemicunya, karena kepanikan masyarakat akibat ada BMT lain yang gulung tikar.

Kedua koperasi tersebut sudah mengambil langkah-langkah penanganan, yakni membayar uang anggota secara bertahap, menyelesaikan pinjaman bermasalah, menjual aset-aset dan menutup sejumlah kantor cabang untuk efisiensi.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!