NUSANTARA

Diusung 15 Parpol, Khofifah-Emil Resmi Daftar Pilgub Jatim

Rinciannya ada delapan parpol parlemen, antara lain Partai Gerinda, Golkar, Demokrat, dan PKS

AUTHOR / Budi Prasetiyo

EDITOR / Muthia Kusuma

Khofifah
Pasangan bacagub dan bacawagub Khofifah-Emil menyapa simpatisan di Kantor KPU Jawa Timur, Surabaya, Rabu (28/8/2024). (FOTO: ANTARA/Rizal Hanafi)

KBR, Jakarta- Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak resmi mendaftar sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur di KPU Jatim. Berdasarkan pantauan KBR, mereka tiba di kantor KPU Jatim pada pukul 09.00 WIB. Ada sekitar 1500 relawan yang mengantarkan kandidat petahana tersebut dengan diiringi beberapa kesenian tradisional seperti Uldaul Madura, Reog Ponorogo, tari-tarian tradisional dan berbagai macam kesenian ikut mengantarkan kandidat petahana tersebut.

"Kami dan Mas Emil Dardak, hari ini kembali mendaftar ke kartu Provinsi Jawa Timur sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Provinsi Jawa Timur untuk periode 2025-2030. Kami sudah menginput di silon KPU Provinsi Jawa Timur visi misi kami dan sembilan program prioritas kami," ucap Khofifah kepada wartawan, hari ini.

Dalam orasinya, Khofifah menekankan, ingin mewujudkan masyarakat Jatim yang adil dan makmur. Tujuan itu dituangkan dalam visi misi Nawabakti satya jilid 2.

Baca juga:

Sementara itu, Bacawagub Jatim Emil Elestianto Dardak berharap agar Pillkada serentak 2024 berlangsung damai. Menurut Emil, dia dan Khofifah akan mengedepankan capaian pemerintahan periode sebelumnya.

Khofifah-Emil mengantongi dukungan 15 parpol untuk maju di Pilgub Jatim. Rinciannya ada delapan parpol parlemen, antara lain Partai Gerinda, Golkar, Demokrat, PKS, PPP, PAN, PSI dan NasDem. Serta tujuh parpol nonparlemen, meliputi Perindo, Partai Buruh, Garuda, PBB, PKN, Gelora dan Prima.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!