NUSANTARA

Dianggap Gagal, Program OK OCE Diklaim Malah Lampaui Target

Program-program yang diusung dalam OK OCE sangat beragam. Akibatnya, banyak masyarakat belum mengetahui lebih detil program tersebut.

AUTHOR / Ken Fitriani

EDITOR / R. Fadli

OK OCE
Ilustrasi. Tampilan situs okeoce.net. (Sumber: okeoce.net)

KBR, Yogyakarta - Program One Kecamatan, One Center of Entrepreneurship (OK OCE)--yang digagas Sandiaga Uno--pada masa pemerintahan Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta sempat dianggap program gagal oleh banyak pihak.

Menanggapi tudingan itu, Ketua Umum OK OCE, Iim Rusyamsi mengatakan, program-program yang diusung dalam OK OCE sangat beragam. Akibatnya, banyak masyarakat belum mengetahui lebih detil program tersebut.

Padahal, berdasarkan data, program OK OCE sudah diikuti oleh lebih dari 350 ribu masyarakat dari target 200 ribu masyarakat.

"Kami juga turut mendampingi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat ukuran apa hasilnya. Mungkin belum banyak yang mengetahui lebih detail karena kalau kita lihat di website pemerintah Jakarta program ini lebih dari 350 ribu masyarakat bergabung didampingi menjadi pengusaha baru UMKM yang targetnya 200 ribu, jadi sudah melampaui banyak, " katanya di sela mengisi Kuliah Umum Kewirausahaan di SMK Negeri 3 Yogyakarta, Kamis (12/9/2024).

Iim menyebut, jumlah masyarakat yang mengikuti program OK OCE yang melebihi target ini otomatis mampu membuka lapangan kerja baru. Hal ini menjadi antisipasi ditengah banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh sejumlah perusahaan.

"Ini tujuan kami. OK OCE itu tahunya hanya satu gerakan, mini market. Sebetulnya bukan itu, gerakan kami adalah gerakan pendampingan kewirausahaan masyarakat. Ancaman PHK yang terjadi pada saat Covid-19 lalu, kalau UMKM ini didampingi terus menerus usahanya akan terus berkembang," jelasnya.

Menurut Iim, masyarakat perlu diedukasi dalam memilih mencari pekerjaan maupun dalam berwirausaha. Terlebih bagi siswa-siswi SMK yang telah dibekali ilmu wirausaha di sekolahnya agar tidak menambah jumlah pengangguran yang diklaim pemerintah sudah berhasil diturunkan, dari 8 juta orang menjadi 7,8 juta orang pada 2023.

"OK OCE ini sifatnya inklusif, terbuka dengan siapapun, dengan teman-teman di sekolah, kampus-kampus, masyarakat , pesantren dan sebagainya. Kami mendampingi dan memberikan kurikulum, jaringan kami saat ini sudah lebih dari 600 ribu dan telah kami ukur bisa menciptakan lapangan kerja lebih dari 1,5 juta lapangan kerja di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Iim menjelaskan, para siswa pun juga diperbolehkan untuk mendaftarkan produknya di sekolahnya dan menjadi inkubasi bisnis yang akan didampingi. Selanjutnya mereka juga akan diberikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

"Nanti kita juga akan berikan perizinan apa yang dibutuhkan, pemasarannya dan kita berikan juga pelatihan pencatatan keuangan agar disiplin mencatatkan keuangannya. UMKM itu gagal karena keuangannya tidak rapi, " imbuhnya.

Sementara itu, Kepala SMKN 3 Yogyakarta, Widada menambahkan, pelatihan kewirausahaan bagi siswa SMK ini sangat penting di tengah banyaknya keinginan generasi Z yang anti kemapanan. Karenanya suplemen tentang kewirausahaan ini perlu diberikan kepada siswa SMK sehingga kurikulum yang diberikan di sekolah bisa selaras.

"Anak-anak yang setelah lulus akan berwirausaha ini siap betul dengan bekal ilmu yang mereka miliki. Bahkan sebelum lulus pun juga sudah bisa memulai usaha mereka setelah selesai jam sekolah, " ungkapnya.

Widada mengatakan, adanya kerjasama dengan OK OCE ini sebagai upaya dari sekolah untuk mendasari pola pikir yang benar dan dibutuhkan oleh seorang wirausahawan. Meski siswa bisa belajar langsung melalui teknologi, namun sifatnya sangat terbatas.

"Sekolah kita masih satu-satunya di Yogya yang menggandeng OK OCE dalam menciptakan wirausahawan muda. Kita ingin menjadi piloting project meski ada evaluasi secara bertahap. Kita ingin membiaskan ke sekolah-sekolah yang lain, " pungkasnya.

Baca juga:

World Water Forum 2024, Luhut: Pak Sandiaga Senyum-Senyum, Hotel di Bali Sudah Habis

Pilpres 2019, Sandiaga Tawarkan OKE-OCE untuk Himpun Suara Milenial

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!