NASIONAL

World Water Forum 2024, Luhut: Pak Sandiaga Senyum-Senyum, Hotel di Bali Sudah Habis

Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan menyebut World Water Forum di Bali pada pada 19-20 Mei 2024 mendatang momentum yang sangat baik bagi pariwisata Indonesia.

AUTHOR / Astri Septiani

 World Water Forum 2024, Luhut: Pak Sandiaga Senyum-Senyum, Hotel di Bali Sudah Habis
Sosialisasi World Water Forum 2024 di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (24/3/2024). (Foto: ANTARA/Aprillio Akbar)

KBR, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut selain menjadi pusat diskusi global, penyelenggaraan Forum Air Sedunia (World Water Forum/WWF) 2024 menjadi momentum yang sangat baik untuk sektor pariwisata Indonesia.

World Water Forum ke-10 akan digelar pada 19-20 Mei 2024 mendatang di Pulau Bali.

Luhut mengatakan, demi mencapai tujuan itu, persiapan dari segi logistik, wilayah, hingga keamanan harus terjamin.

Hal tersebut disampaikan Luhut usai rapat terbatas terkait persiapan penyelenggaraan WWF ke-10 bersama Presiden Joko Widodo bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju.

“Ada 14 kepala negara dan 50 ribu (peserta) yang akan hadir. Dan itu Pak Sandiaga Uno sudah senyum-senyum, karena sudah habis semua hotelnya dia. Saya kira momentum pariwisata bagus sekali dan tadi Pak Gubernur juga sudah menyatakan kesiapan. TNI, Polri juga sudah siap untuk melakukan pengamanan di sana," kata Luhut dalam keterangannya usai ratas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Senin (29/04/24).

Luhut memastikan persiapan untuk WWF telah memasuki tahap akhir. Ia memastikan forum tersebut merupakan pertemuan penting bagi para pemimpin global dan ahli air.

Pertemuan ini diharapkan akan menjadi ajang yang produktif untuk membahas isu-isu keberlanjutan air di seluruh dunia.

"Tadi mengikuti ratas persiapan final touch untuk World Water Forum yang akan diselenggarakan di Bali tanggal 19 sampai tanggal 20. Sebenarnya lebih awal karena ada beberapa pertemuan-pertemuan lain sebelumnya. Persiapan-persiapannya sudah final," tambahnya.

Baca juga:

World Water Forum pertama kali digelar pada 1997 di Kota Marrakesh, Maroko.

Pertemuan selanjutnya kemudian dilakukan setiap 3 tahun sekali dengan mengundang peserta dari berbagai sektor, baik pemerintahan, akademisi, NGO, swasta maupun water communities lainnya.

World Water Forum digelar dengan tujuan utama untuk memperkuat kolaborasi dan kemitraan global untuk mencari jalan dan mengatasi tantangan air dan sanitasi.

World Water Forum kedua di Kota Den Hag Belanda pada 2000. Kemudian berturut-turut Jepang pada 2003, Meksiko 2006, Istanbul 2009, Marseille Prancis 2012, Korea Selatan 2015, Brazil 2018, dan Senegal pada 2022.

Sejak pertemuan kedua di Den Hag, penyelenggaraan World Water Forum telah menghasilkan Ministerial Declaration yang berisi komitmen-komitmen politik negara peserta.

Isu utama yang berkembang hingga pertemuan kesembilan antara lain hak dasar mengakses air dan sanitasi yang berkualitas, nexus atau koneksi antara water, food, energy, health, dan climate change.

Kemudian penguatan kolaborasi dan kemitraan dalam integrasi manajemen sumber daya air untuk mewujudkan ketahanan air, termasuk transboundary water management dan pendanaan inovatif bagi pengelolaan air berkelanjutan.

Selain itu juga isu pemajuan inovasi teknologi dalam mendukung tata kelola manajemen air dan sanitasi, serta mengatasi bencana terkait air. Terakhir adalah inklusifitas manajemen air dan sanitasi yang melibatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan dan komunitas lokal.

Pada World Water Forum ke-10 di Bali, pemerintah mengusung tema “Water for Shared Prosperity”.

Ada enam sub tema yang akan dibahas nanti, yaitu water security & prosperity, water for humans & nature, disaster risk reduction & management. Kemudian governance, cooperation & hydro-diplomacy, sustainable water finance, dan knowledge & Innovation.

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!