NUSANTARA

Cegah Kerusakan, Tangga Borobudur Bakal Dilapisi Kayu

Ribuan tangga batu utama candi Borobudur terkikis, hal ini disebabkan gesekan kaki para pengunjung candi.

AUTHOR / Febriana Sinta

Cegah Kerusakan, Tangga Borobudur Bakal Dilapisi Kayu
borobudur

KBR, Yogyakarta - Ribuan tangga batu utama candi Borobudur terkikis, hal ini disebabkan gesekan kaki para pengunjung candi. 


Untuk mengurangi kerusakan, Balai konservasi Arkeologi, pemerintah daerah Magelang dan manajemen PT Taman Wisata Candi Borobudur, sepakat untuk melapisi batu di tangga utama dengan kayu.


"Saat ini memang belum diputuskan jenis kayu apa yang akan digunakan untuk pelapisan. Kami juga tidak ingin merusak keindahan candi, tapi rencananya pelapisan tersebut akan dilakukan tahun ini," ujar Direktur PT Taman Wisata Candi Borobudur Laila Prihatingtyas, Selasa(16/9).


Laila mengatakan saat ini tingkat keausan batu terparah berada di tangga utama yang terletak di empat sisi candi. Tingkat keausan menurutnya mencapai 50 persen terutama di tangga utama sebelah timur.


"Kebiasaan pengunjung jarang untuk berkeliling, padahal seharusnya ke Candi Borobudur itu melakukan Pradaksina yaitu memutari candi ke arah kanan, tapi sekarang yang terjadi hanya naik saja tidak berputar."


Rencananya kayu jati dan kayu besi akan dipilih sebagai pelapis batu yang tingkat keausannya mencapai 50 persen atau terkikis hingga 2 sentimeter. Saat ini balai konservasi Arkeologi telah melakukan sampel pelapisan dan telah dilaporkan ke Badan PBB urusan kebudayaann, Unesco.


"Kami tentunya akan berkonsultasi dengan pihak UNESCO, karena Candi Borobudur sudah menjadi heritage dunia," tambanya. 


Sebelumnya, beberapa bahan dipilih untuk pelapisan batu tersebut. Yaitu plastik dan aspal. Namun plastik dianggap rentan karena cepat rusak, sedangkan aspal dianggap justru akan merusak batu pijakan karena tidak mudah dibersihkan.


Editor: Antonius Eko 


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!