NUSANTARA

Cegah Babinsa

Kasus keterlibatan bintara pembina desa atau Babinsa di beberapa daerah yang mengintimidasi warga jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 membuat aparat hukum di Kolaka, Sulawesi Tenggara,

AUTHOR / Suparman Sultan

Cegah Babinsa
Babinsa

KBR, Kolaka – Kasus keterlibatan bintara pembina desa atau Babinsa di beberapa daerah yang mengintimidasi warga jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 membuat aparat hukum di Kolaka, Sulawesi Tenggara, “berbenah”.

Hari ini, Senin (9/6), aparat TNI dan Polisi di kolaka melakukan apel gabungan di pelataran kompleks rumah adat Kolaka. Mereka menegaskan pentingnya netralitas kedua institusi itu dalam perhelatan Pilpres 2014.

Menurut Kapolres Kolaka, AKBP Andi Anugrah, terkait hal ini, kedua institusi telah membentuk  Tim Pemantau Netralitas TNI dan Polri.
 
“Tugas utamanya memantau (aparat TNI dan Polri). Kemudian dia punya peran memberikan nasihat-nasihat, memberikan masukan-masukan dan juga memberikan penyuluhan-penyluhan kepada anggota. Sanksinya biar pimpinan yang memutuskan karena ada sidang,” kata AKBP Andi Anugrah di Kolaka, Senin (9/6).
 
Ditempat yang sama Komandan Kodim 1412 Kolaka juga menegaskan netrralitas TNI. Kata dia, TNI dalam pilpres tugas utamanya adalah menjaga keamanan. Sebab, jika ada anggota TNI yang tidak netral, ia meyakinkan, akan mencederai TNI.
 
“Saya sering menyampaikan dan menekankan seluruh anggota termasuk para babinsa tentang netralitas menghadapi pilpres. Karena itu sudah jadi benang merah yang harus dijaga betul. Karena kalau itu sampai terjadi akan mencederai TNI. Dan saya juga selalu menekankan pada danramil tiap apel pagi tekankan hal itu,” cetus Letkol Inf Hartono.
 
Penegasan kedua pemimpin institusi keamanan di Kolaka ini mengingat adanya ratusan anggota prajurit di Polres dan Kodim. Mereka tersebar dari pusat kota hingga sejumlah wilayah pedalaman yang sulit dijangkau seperti di Desa Uluiwoi dan Mataosu.

Editor: Anto Sidharta



Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!