NUSANTARA

Bawaslu Solo Temukan Pelanggaran Simulasi Pilkada di TPS

"Kedua, penggunaan handphone masih ada. Ini kayaknya aturannya kurang ketat."

AUTHOR / Yudha Satriawan

EDITOR / Rony Sitanggang

Simulai TPS langgar aturan
Simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilgub Jateng dan Pilkada Kota Solo di Solo, Sabtu (09/11/24). (Antara/Maulana Surya)

KBR, Solo- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Solo, Jawa Tengah masih menemukan sejumlah pelanggaran saat simulasi pemungutan suara Pilkada di TPS. Juru bicara Bawaslu Solo, Agus Sulistyo mengatakan ada 2 catatan yabg harus dibenahi KPUD dalam menggelar pemungutan suara di TPS. 

Menurut Agus, pelanggaran ini akan berdampak pada kredibilitas penyelenggara Pemilu.

"Ada sejunlah hal yang jadi masukan untuk KPUD dari hasil sekilas simulasi di TPS. Pertana, pelibatan anak-anak. Jadi ada orang membawa anak, diajak masuk ke bilik, bahkan saat memasukkan surat suara ke kotak, anaknya yang justru memasukkan. Anaknya diangkat. Ini contoh nggak baik. Ini simulasi nggak boleh sembarangan, sesuai aturan dan mirip aslinya. Kedua, penggunaan handphone masih ada. Ini kayaknya aturannya kurang ketat. Sebaiknya pemilih yang bawa handphone, ya alatnya itu ditaruh dulu di tempat luar bilik. Habis nyoblos, diambil lagi handphone-nya. Kan peluang foto di bilik bisa modus politik uang", ujar Agus, Senin petang (11/11/2024).


Lebih lanjut Agus menjelaskan perlunya keseriusan penyelenggara Pemilu dalam menggelar pemungutan suara meski seledar simulas. Semua harus sesuai Standar Operasional Prosedur SOP, tegas Agus.

Baca juga:

Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD Solo, Jawa Tengah menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilkada akhir pekan kemarin, Sabtu (09/11/24). Simulasi di TPS 15 Serengan dengan DPT hampir 500 pemilih. Yang berbeda hanya lembar surat suara yang terdiri 3 kolom sedangkan Pilkada Solo dan Pilgub Jawa Tengah masing-masing ada 2 pasangan calon atau 2 kolom.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!