NUSANTARA

Bawa Amunisi, Mahasiswa UKI Jadi Tersangka di Jayapura

Polisi menetapkan seorang mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta berinisial KDM (30 tahun) sebagai tersangka, terkait dugaan kepemilikan 8 butir amunisi kaliber 8,4 mm. Dia juga dijerat dengan Pasal 2 UU No 12 tahun 1951 dengan ancaman huku

AUTHOR / Khatarina Lita

Bawa Amunisi, Mahasiswa UKI Jadi Tersangka di Jayapura
Amunisi, Mahasiswa UKI, Tersangka, Jayapura

KBR68H, Jayapura - Polisi menetapkan seorang mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta berinisial KDM (30 tahun) sebagai tersangka, terkait dugaan kepemilikan 8 butir amunisi kaliber 8,4 mm. Dia juga dijerat dengan Pasal 2 UU No 12 tahun 1951 dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.

Juru bicara Polda Papua, Sulistyo Pudjo Hartono di Jayapura, Selasa (7/2) menuturkan amunisi tersebut ditemukan petugas bandara yang bekerjasama dengan aparat keamanan, saat KDM akan terbang menggunakan pesawat Wings Air ke Nabire.

“Dalam pemeriksaan sementara, KDM mengaku tidak mengetahui amunisi tersebut, sebab tas yang dibawanya adalah tas milik temannya dari Jakarta. Sampai saat ini KDM juga mengaku bahwa amunisi tersebut, bukan miliknya tetapi milik temannya dan tidak tahu menahu soal amunisi yang di dalam tas yang dipinjamnya itu,” jelasnya.

Pudjo juga mengakui bahwa amunisi kaliber 8,4 mm, biasanya digunakan untuk senjata laras panjang dan kebanyakan digunakan oleh sniper. “Senjata yang menggunakan amunisi kaliber ini, juga dimiliki oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka di Puncak Jaya. Kami masih terus selidiki asal usul amunisi tersebut,’’ ujaranya.

Kepolisian setempat juga mengaku, ada kemungkinan oknum Polri menjual amunisi ataupun senjata di Papua. Akan tetapi selama ini, amunisi yang disita oleh aparat semuanya dimiliki oleh orang sipil.

“Daerah Papua ini kan sangat luas dan kemungkinan masuknya senjata ilegal maupun amunisi ilegal besar peluangnya, mengingat saat ini beberapa negara tetangga pernah memiliki kelompok sipil bersenjata. Senjata-senjata tersebut masih banyak dimiliki masyarakat sipil dan bisa saja ada upaya-upaya dari kelompok sipil bersenjata di Papua untuk membeli senjata atau amunisi dari luar negeri dibawa ke Papua melalui jalur laut,” jelasnya. (Katharina Lita)

Editor: Anto Sidharta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!