NUSANTARA
Banjir Demak Mulai Surut, Pengungsi Tinggal 1.500 Orang
Jumlah pengungsi turun dari semula 9.130 jiwa pada Senin (25/3/2024).
AUTHOR / Astri Septiani
KBR, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak melaporkan pengungsi banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, tinggal 1.500 orang. Kepala BPBD Demak Agus Nugroho mengatakan warga mulai kembali ke rumah seiring surutnya banjir.
Dia mengeklaim terus berupaya mengurangi genangan di beberapa titik dengan kekuatan pompa besar.
"Hari ini Alhamdulillah semua pengungsi sudah banyak yang pulang dari total pengungsi yang terakhir 9.000, sekarang tinggal 1.500 pengungsi, di 14 titik pengungsian yang semula 59 titik pengungsi. Harapan kami kalau nanti penyedotan air di beberapa titik desa yang tergenang ini sudah selesai, InsyaAllah kami akan bersihkan dan kami akan antar pulang kembali," ujar Agus dalam keterangan daring, Rabu (27/3/2024).
Jumlah pengungsi turun dari semula 9.130 jiwa pada Senin (25/3/2024) menjadi 5.952 jiwa. Pengungsi tersebar di 36 titik di lima kecamatan. Antara lain Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Demak, Kecamatan Gajah, Kecamatan Mijen, dan Kecamatan Sayung.
Agus mengatakan banjir di Demak belum sepenuhnya surut.
Berdasarkan data yang dirangkum Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), per Selasa 26 Maret 2024 tinggi muka air di wilayah Kecamatan Karanganyar setinggi 30 sentimeter, wilayah Cangkring Rembang setinggi 20 sentimeter, dan wilayah Kedung Banteng setinggi 50 sentimeter.
Agus menyebut tim gabungan penanganan darurat banjir Demak masih terus melakukan giat pemompaan.
Hingga saat ini jalur pantura Demak-Kudus belum bisa dilalui. Pemulihan jalur Demak-Kudus menjadi salah satu prioritas penanganan darurat mengingat jalur ini merupakan salah satu jalur utama mudik Lebaran.
"Sehingga harapan kita H-7 sebelum lebaran, jalan raya Demak sudah bisa dilalui agar supaya pemudik nyaman dan aman," tambah Agus.
Baca juga:
Editor: Wahyu S.
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!