NUSANTARA

Bandung Raya Waspada Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Puncak Musim Hujan Hingga Awal Maret 2024

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung menyebutkan puncak musim hujan masih akan terjadi pada Februari hingga awal Maret 2024 di Kawasan Bandung Raya.

AUTHOR / Arie Nugraha

Bandung Raya Waspada Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Puncak Musim Hujan Hingga Awal Maret 2024
Ilustrasi. Warga mengamati lokasi tanah longsor di Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (26/1/2024). (Foto: ANTARA/Henry Purba)

KBR, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung menyebutkan puncak musim hujan masih akan terjadi pada Februari hingga awal Maret 2024 di Kawasan Bandung Raya.

Wilayah Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Sumedang.

Prakirawan BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Yuni Yulianti meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaannya mengantisipasi bencana alam dampak dari masih tingginya curah hujan tersebut.

Berdasarkan pemodelan cuaca dari citra satelit Himawari, pada hari Pemilu 2024 cuaca di pagi hari relatif cerah hingga memasuki tengah hari.

"Bahwa prediksi cuaca di wilayah Bandung Raya pada khususnya di pagi hari didominasi oleh cuaca cerah berawan hingga berawan sekitar pukul 10.00 WIB. Diantara pukul 10.00-13.00 WIB diprediksi sudah mulai ada pertumbuhan awan-awan hujan. Kemudian diprediksi diantara pukul 13.00-19.00 WIB di antara siang dan sorenya berpotensi hujan dengan intensitas ringan, sedang sampai lebat," kata Yuni di Bandung, Kamis (8/2/2024).

Baca juga:


Yuni menyarankan masyarakat yang ingin menggunakan hak pilihnya pergi ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 14 Februari 2024 pagi hari hingga tengah hari, karena kondisi cuaca masih kondusif.

Sedangkan di beberapa wilayah, diperkirakan bakal terjadi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada siang, sore dan malam hari.

Potensi bencana yang terjadi akibat tingginya curah hujan adalah banyaknya genangan air di jalan perkotaan, banjir di daerah Bandung Selatan, dan gerakan tanah atau longsor berpotensi di Kabupaten Bandung Barat.

"Potensi angin kencang terjadi akibat dampak ikutan dari pertumbuhan awan cumulonimbus. Angin kencang ini merupakan dampak yang harus diwaspadai serta pohon dan papan reklame tumbang di beberapa wilayah Kota Bandung," kata Yuni.

Banyak pohon dan reklame di Kota Bandung memiliki ukuran cukup besar sehingga rawan tumbang apabila terjadi hujan deras disertai angin sangat kencang.

Jika terpaksa beraktivitas saat kondisi cuaca yang buruk, disarankan membawa jas hujan, payung, alas kaki tahan air agar meminimalisir gangguan cuaca tersebut.

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!