NUSANTARA

Aksi Kesenian PNG Saat Agustusan di Papua

Atraksi Tolai asal Western Guinea Province Papua New Guine (PNG) yang mirip dengan atraksi debus asal Banten memeriahkan HUT RI ke-68, yang dilaksanakan di Lapangan Skouw-Wutung, perbatasan Indonesia-Papua Nugini hari ini.

AUTHOR / Radio Swara Nusa Bahagia

Aksi Kesenian PNG Saat Agustusan di Papua
Kesenian PNG, Agustusan di Papua

KBR68H, Jayapura- Atraksi Tolai asal Western Guinea Province Papua New Guine (PNG) yang mirip dengan atraksi debus asal Banten memeriahkan HUT RI ke-68, yang dilaksanakan di Lapangan Skouw-Wutung, perbatasan Indonesia-Papua Nugini hari ini.

Dalam atraksi itu, para penari saling memecut di bagian tubuhnya masing-masing, namun tidak menimbulkan rasa sakit maupun meninggalkan bekas di tubuh. Atraksi yang dimainkan belasan orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yang keseluruhan anggotanya adalah laki-laki, secara bergantian memecut lawan mainnya menggunakan kayu muda yang disebut kein.

Salah satu warga Papua Nugini, Joana Kup menuturkan, atraksi tersebut biasa ditampilkan pada acara-acara resmi di kampung, seperti perayaan pernikahan, penyerahan mas kawin, atau kegiatan lainnya. Ia juga mengungkapkan sebelum dilakukan atraksi saling memecut pada bagian tubuh masing-masing para pemainnya, harus dilumuri semacam minyak ataupun krim, pada bagian tubuh para anggota tersebut.

“Saat melumuri minyak atau cream itu harus disertai dengan doa-doa khusus, agar ampuh terhadap sabetan pecut kayu,” ujarnya yang ditemui disela-sela acara tersebut, Sabtu (17/8).

Konsulat Jenderal RI di Vanimo, Jahar Gultom menuturkan pihaknya sengaja mengundang para tamu dan warga di sekitar wilayah perbatasan Skouw-Wutung. Ia mengklaim para tamu yang didatangkan dari PNG itu sangat antusias untuk mengikuti HUT RI hari ini.

“Ini adalah bagian dari membina hubungan baik antarnegara bertetangga yang memang memiliki hubungan kekerabatan,’’ jelasnya.

Selain dimeriahkan atraksi Tolai, Tarian Yospan asal Papua, atraksi bendera merah putih dari prajurit TNI Yonif 751/BS Sentani, serta Marching band dari SD Koya Barat, Tarian pergaulan dari SMU Don Bosco Perbatasan yang muridnya adalah sebagian dari Papua New Guinea ikut memeriahkan HUT RI tersebut walaupun diguyur hujan sejak pagi.

Sedangkan perlombaan yang dilakukan oleh warga setempat diantaranya lomba makan ulat sagu, papeda—makanan khas Papua yang terbuat dari sagu, lomba panah semangka serta lomba gawang mini.

Konvoi kendaraan bermotor juga mewarnai HUT RI tahun ini di tapal batas, diantaranya konvoi vespa, motor tua, Radio antar penduduk Indonesia (RAPI) dan konvoi mobil yang didepannya dihiasi dengan Bendera merah putih.

Pemkot Jayapura sengaja melakukan perayaan HUT RI ke 68 tahun ini di tapal batas untuk pertama kalinya, sejak Papua berintegrasi dengan Indonesia. Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano menuturkan maksud dilakukan HUT RI di tapal batas, salah satunya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa daerah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini aman dan bukan daerah pergolakan konflik. “Kami ingin semua tanah Papua damai dan sebagai garda terdepan dalam NKRI,” jelasnya.  (Katharina Lita)

Editor: Anto Sidharta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!