NUSANTARA

Ajakan Peduli Bumi, Warga Yogyakarta Luncurkan Kampung UFO

"Kita menginisiasi Kampung UFO ini sebagai bahasa mempelajari alam semesta. Jadi kesadaran kosmologi itu yang kemudian kita ingin bawa supaya masyarakat bisa menjaga kebersihan di lingkungan," katanya

AUTHOR / Ken Fitriani

EDITOR / Resky Novianto

UFO
Peluncuran Kampung UFO sebagai gerakan ajakan menjaga bumi di RT 46 RW 10 Gedongkiwo, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Minggu (21/07/2024). (Foto : KBR/Ken).

KBR, Yogyakarta- Dalam rangka memperingati UFO Day yang jatuh setiap tanggal 21 Juli sekaligus gerakan ajakan untuk peduli bumi, warga RT 46 RW 10 Gedongkiwo, Mantrijeron, Kota Yogyakarta meluncurkan Kampung UFO.

Peluncuruan Kampung UFO tersebut diinisiasi oleh warga setempat bersama dengan Indonesia UFO Network/IUN, seniman dan aktivis lingkungan untuk menyosialisasikan kebersihan lingkungan tempat tinggal, membuang sampah, dan memelihara alam sekitar.

Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS), Venzha Christ mengatakan, Kampung UFO yang berada di RT 46 RW 10 Gedongkiwo, Mantrijeron, Kota Yogyakarta ini merupakan kampung pertama di Indonesia sebagai pilot project untuk kampung lain.

Venza menjelaskan, dalam mengusung tema 'Mari Menjaga Kebersihan' ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan, kerukunan, keakraban antar warga untuk menjaga lingkungannya masing-masing terlebih isu sampah di Kota Yogyakarta sangat krusial dan hingga kini belum terlihat solusi riil.

"Kita menginisiasi Kampung UFO ini sebagai bahasa mempelajari alam semesta. Jadi kesadaran kosmologi itu yang kemudian kita ingin bawa supaya masyarakat bisa menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing," katanya saat ditemui di Yogyakarta, Minggu (21/7/2024).

Menurut Venzha, digandengnya seniman ini sebagai bentuk ekspresi menuangkan ajakan masyarakat menjaga bumi dalam bentuk grafiti.

Melalui graffiti, lanjutnya, bisa diperlihatkan ide-ide cerita dan narasi luar angkasa yang dibalut dengan elemen keseharian yang ditemui di kampung-kampung sekitar, merupakan respon terhadap rumah, bangunan, warung, pos ronda, bahkan juga angkringan yang ada di kampung tersebut.

Diharapkan, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa hidup di bumi ini tidak sendirian dan bersinggungan dengan orang lain dan alam semesta.

"Kita harus mewujudkan kebersihan dengan ya harus rukun dulu. Kalau nggak rukun nggak mungkin bersih. Jadi harus rukun dulu baru bersih," ujar Venzha.

Analogi UFO ini, kata Venzha, merupakan analogi paling gampang yang mudah mengundang ketertarikan masyarakat, terutama anak-anak. Misal, dengan menghadirkan kata kunci yang sifatnya imajiner tentang alam semesta.

"Kebetulan kami pegiat astronomi jadi relate," imbuhnya.

Venza menuturkan, Kampung UFO ini juga akan mengadakan berbagai macam kegiatan edukasi melalui workshop untuk anak-anak maupun dewasa. Kegiatan untuk masyarakat dewasa ini akan berbentuk pembekalan usaha yang berasal dari limbah.

"Kalau untuk anak-anak ini nanti akan ada kelas astronomi gratis. Kami bekerja sama dengan sekolah-sekolah, baik SD, SMP maupun SMA,” tutur Venzha.

“Ini penting untuk mengetahui positioning kita di bumi itu seperti apa, sekecil apa di bumi ini, ada tata surya, ada galaksi, ada cluster galaksi, ada alam semesta. Kita tidak sadar kalau di bumi ini kita cuma satu, " tandasnya.

Sementara itu, Ketua RT 46 RW 10 Gedongkiwo, Sapto Indrayatno mengatakan, pihaknya selaku wakil dari masyarakat sangat mengapresiasi dan mendukung gerakan tersebut. Terlebih dengan kegiatan pengelolaan sampah mandiri dengan memisahkan sampah rumah tangga sesuai jenisnya.

"Ini bisa jadi langkah untuk mencegah terjadinya pencemaran. Kita juga punya tempat untuk menyimpan limbah yang nantinya akan dijadikan pupuk, "ungkapnya.

Sapto berharap, kegiatan ini sebisa mungkin bisa memberikan pesan moral bagi masyarakat sekitar untuk selalu peduli tentang kebersihan dan selalu memelihara rasa kerukunan diantara warga.

"Dengan langkah kecil ini otomatis kita sudah memulai menjaga kebersihan lingkungan, memilah sampah,menanam pohon dalam pot dan penghijauan," pungkasnya.

Baca juga: 

DIY Panen Raya Bawang Merah Glowing

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!