NUSANTARA

Air Waduk di Ngawi Susut, Petani Diimbau Tidak Tanam Padi

Bila pintu air dipaksakan untuk dibuka guna mengairi sawah dan perkebunan, dikhawatirkan bisa merusak struktur bangunannya.

AUTHOR / Adhima Soekotjo

EDITOR / R. Fadli

Waduk
Waduk Pondok di Ngawi yang airnya susut (25/10/2018) lalu. (Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

KBR, Ngawi - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengingatkan para petani di Desa Mojo, Sambiroto, dan petani yang mengandalkan pengairan dari Waduk Pondok beralih menanam komoditas non-padi.

Peringatan ini, menurut Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Muh Hasan Zunairi didasarkan pada musim kering tahun ini yang segera datang, serta semakin susutnya air waduk.

Penyusutan air Waduk Pondok semakin mencapai batas (limit) maksimum, sehingga bila pintu air dipaksakan untuk dibuka guna mengairi sawah dan perkebunan, dikhawatirkan bisa merusak struktur bangunannya. Diketahui, Waduk Pondok Ngawi memiliki luas sekitar 2.596 hektar.

“Sudah ada warning, dari pengamatan pengelolaan waduk, bahwa bulan ini air waduk sudah tidak dikeluarkan. Kalau dikeluarkan bisa jebol, sudah ada tekhnisnya. Jadi petani harus paham, dia ini bisa tidak panen. Mulai bulan kemarin waduk ini sudah tidak mengalir (mendapat pasokan air),” ujarnya saat ditemui KBR Media di ruang kerjanya Kamis (1/8/2024).

Zunairi menambahkan, memasuki musim tanam ketiga bertepatan dengan musim kemarau, untuk itu petani yang terbiasa menanam tembakau diharapkan lebih mengutamakan menanam tanaman tersebut karena memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

Sementara petani yang tidak terbiasa menanam tembakau disarankan menanam jagung dan kacang kacangan untuk menghindari gagal panen karena tidak mendapat pasokan air dari irigasi Waduk Pondok.

“Kalau tidak dimungkinkan musim tanam atau MT 3 di MK (musim kemarau) ini, banyak yang menanam tembakau, ekonomis. Satu hektar itu bisa menghasilkan Rp70 juta sampai Rp 90 juta tahun kemarin,” imbuhnya.

Selain waduk pondok, penyusutan debit air juga dialami oleh Waduk Kedung Bendo yang berada di Desa Gunungsari, Kecamatan Kasreman.

Dari penyusutan debit air kedua waduk tersebut lahan pertanian yang terancam kekeringan diperkirakan mencapai 100 hektar.

Adapun lahan pertanian di Kabupaten Ngawi mencapai 50.000 hektar dengan luaslahan tanam padi dari tiga kali masa tanam mencapai 150 hektar. Dari 150 hektar tanaman padi tercatat hasil panen sekitar 870 ton gabah basah pada 2023.

Baca juga:

Hadapi Musim Kemarau, BNPB Mitigasi Kekurangan Air Bersih Hingga Gagal Panen

BMKG Mengimbau Seluruh Pihak Siap Siaga Menghadapi Kemarau

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!