Sebanyak 1.034 pedagang Teras Malioboro 2 yang berada di Jalan Malioboro resmi menempati lapak baru di Teras Malioboro Ketandan dan Teras Malioboro Beskalan mulai 15 Januari 2025.
Penulis: Ken Fitriani
Editor: Resky Novianto

KBR, Yogyakarta- Sebanyak 1.034 pedagang Teras Malioboro 2 yang berada di Jalan Malioboro resmi menempati lapak baru di Teras Malioboro Ketandan dan Teras Malioboro Beskalan mulai 15 Januari 2025. Pemindahan berhasil dilakukan, meski sempat diwarnai dengan penolakan dan demonstrasi.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti mengatakan, semula di Teras Malioboro 2 terdapat 1.041 pedagang. Namun, setelah bangunan di Teras Malioboro Timur dan Teras Malioboro Barat atau Ketandan dan Beskalan selesai, kemudian pihaknya melakukan sosialisasi kepada seluruh pedagang Teras Malioboro 2 untuk bersiap-siap menempati tempat yang sudah disiapkan oleh Pemda DIY.
Proses sosialisasi itu, lanjut Yetti, sudah dilakukan sejak awal tahun 2024. Namun pada proses kontraktual diberlakukan sebagai tahap awal sebelum pengundian tempat dilakukan dengan batas waktu ditetapkan hingga 31 Desember 2024, tidak semua pedagang tepat waktu memenuhi kewajiban tersebut.
"Kami mensosialisasikan untuk mereka melaksanakan proses yang namanya kontraktual dalam rangka mereka untuk bisa kemudian mengambil undian. Nah proses kontraktual sampai tanggal 31 Desember 2024 itu ternyata tidak diikuti oleh seluruh dari 1.041 pedagang," katanya di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (16/1/2025).
Yetti mengungkapkan, sebelumnya Pemerintah Kota Yogyakarta telah melakukan sosialisasi secara formal sebanyak 29 kali, yakni sejak tanggal 9 Februari hingga 12 Desember 2024. Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi secara informal dimana ada beberapa pedagang yang ingin mendengar secara langsung proses kepindahan ke lapak baru.
"Kemudian untuk pengundian kami laksanakan secara resmi kami laksanakan pada 31 Desember 2024. Meski tidak semuanya mengikuti proses pengundian, proses pengundian tetap kami laksanakan. Jadi proses pengundian itu bisa dilakukan setelah pedagang melakukan proses kontraktual. Tapi karena ada pedagang yang tidak mengikuti proses kontraktual maka mereka tidak ikut pengundian," jelasnya.
Lebih lanjut Yetti mengungkapkan, setelah melakukan proses pengundian pada 31 Desember 2024 lalu, pihaknya juga memberikan dispensasi atas permintaan dari para pedagang. Dispensasi tersebut berupa ruang untuk pedagang menyampaikan pemikiran tentang apa yang selama ini mereka rasakan yang mungkin tidak sepaham dengan Pemkot Yogyakarta.
"Tidak semua itu merasa apa yang kemudian lakukan itu sejalan dengan pemikiran mereka itu ingin melakukan kontraktual juga. Kemudian kami membuka ruang terhadap yang kemudian kemarin belum melaksanakan proses kontraktual sehingga kemudian kami melakukan kembali proses pengundian di hari Sabtu (11/1/2025) kemarin," tandasnya.
Meski sudah dilakukan dispensasi,kontraktual dan pengundian, ada beberapa pedagang yang masih ingin melakukan diskusi. Hal ini dikarenakan masih tidak adanya kesepahaman sehingga Pemkot Yogyakarta membuka ruang lagi untuk pengundian selanjutnya.
"Jadi pengundian itu sampai 3 kali. Jadi hasil komunikasi dengan Pemda DIY kami membuka ruang dispensasi untuk masih menerima mereka karena mereka sebenarnya sudah kontraktual juga setelah tanggal 31 Desember 2024. Hasil akhirnya, total 1.034 pedagang dari 1.041 pedagang sudah mengikuti undian semuanya dan mereka langsung menempati tempat yang baru Ketandan maupun Beskalan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Srie Nurkyatsiwi menambahkan, sebetulnya relokasi Teras Malioboro 2 ini bukan hal yang mendadak. Sejak 26 Januari 2022 sudah disosialisasikan bahwa Teras Malioboro 2 sifatnya sementara atau transisi dari kepindahan sebelumnya yang berada di selasar Jalan Malioboro.
"Sejak tahun 2015 itu Teras Malioboro 2 sudah direncanakan menjadi Jogja Planning Gallery (JPG). Dilihat dari bangunannya saja kan sementara dan itu sudah disampaikan kepada teman-teman PKL. Artinya ini tidak mendadak dan sudah disosialisasikan selama 2 tahun," ungkapnya.
Menurut Siwi, Pemda DIY melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dengan Dana Keistimewaan mencari tempat yang tidak memindahkan pedagang dari kawasan Jalan Malioboro.
"Kalau bicara 2 tahun maka jatuhlah di 2025 Januari ini sesuai arahan pimpinan Teras Malioboro yang menempati sementara ya g rencananya dipakai JPG ini harus sudah pindah. Kalau pindah ada tempatnya nggak? Sudah. Sudah kita siapkan tadi di 2 tempat," imbuhnya.
Siwi mengungkapkan, kedua tempat tersebut juga sudah dilengkapi berbagai fasilitas yang disesuaikan dengan kebutuhan berbagai macam pedagang. Sebelumnya, pihaknya juga memetakan jenis dagangan dari 1.041 pedagang tersebut.
"Lapak-lapak itu juga kita sesuaikan dengan ekosistem atau aktivitas yang nantinya di dalam Teras Malioboro itu sejak awak juga sudah kita sesuaikan bagaimana fasilitas publik, ada mushola, toilet, semuanya sudah kita siapkan," ujarnya.
Siwi mengungkapkan, 1.034 pedagang yang menempati Teras Malioboro Beskalan maupun Ketandan semuanya sudah memiliki kontrak dengan Pemda DIY dalam hal ini Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah secara individu. Karenanya, pihaknya akan tetap melakukan pendampingan terhadap para pedagang di Teras Malioboro tersebut.
"Kami siap untuk melakukan diskusi atau bagaimana sih yang diharapkan oleh mereka tentunya kita membuka ruang untuk masukan tapi yang konsultif. Bagaimana resistensi yang ada sekarang ini perlu kita kelola, bagaimana komunikasi dan komitmen," jelasnya.
Salah satu pedagang pakaian di Teras Malioboro Ketandan, Tugiman menyebut, dirinya sangat berterimakasih kepada pemerintah setempat atas lapak yang baru. Menurutnya, lapak baru ini jauh lebih baik dan nyaman jika dibandingkan dengan Teras Malioboro 2 sebelumnya.
"Lebih bagus sih, nggak bocor kalau hujan, ada kipas jadi kami nggak perlu bawa kipas sendiri. Saya pindahan Minggu (12/1/2025), alhamdulillah sudah laku (dagangannya). Tapi pengunjung belum banyak, belum banyak yang tahu," imbuhnya.
Tugiman mengatakan, meski meja yang disediakan di lapak baru relatif lebih kecil dan sangat berdekatan dengan pedagang lainnya, namun hal tersebut tidak menjadi masalah karena masih bisa diinovasi penataannya.
"Sebenarnya ukurannya kurang besar tapi bisa dimanfaatkan bisa direka biar cukup dagannya. Kalau tutup ya tinggal dikasih kain saja, tidak perlu membawa dagangan pulang, " pungkasnya.
Teras Malioboro yang berlokasi di Ketandan berkapasitas 605 pedagang dan telah ditempati oleh 602 pedagang. Sementara di Beskalan berkapasitas 436 dan telah ditempati 432 pedagang.
Baca juga:
- Pedagang Teras Malioboro 2 Unjuk Rasa, Ingin Kembali ke Selasar