NASIONAL

WHO Cabut Darurat COVID-19, Ini Saran Epidemiolog

"Kalau ada yang sakit Covid-19 siapa yang nanggung? kalau sampai parah misalnya."

AUTHOR / Heru Haetami

WHO cabut status pandemi Covid-19
Ilustrasi:Warga lansia mendapat suntikan vaksin COVID-19 di Kota Tangerang, Banten, Minggu (11/04/21). (Antara/Fauzan)

KBR, Jakarta-  Ahli Epidemi dari Universitas Griffith Australia, Diki Budiman menyatakan sejumlah catatan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah usai dicabutnya status darurat global Covid-19 oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Menurut Dicky, diperlukan kesiapan mitigasi dan strategi risiko untuk menghindari terjadinya infeksi baru dan ulang yang masih menyerang kelompok rentan.

“Yang menjadi kekhawarannya adalah pencabutan ini kalau tidak disertai mitigasi, kemudian strategi komunikasi risiko yang memadai, di level global maupun nasional, bahkan lokal, ini jadi satu pencetus banyaknya kasus infeksi atau reinfeksi baru yang pada gilirannya akan merugikan kelompok berisiko tinggi,” kata Dicky kepada KBR, Minggu (7/5/2023).

Ahli Epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menambahkan, efek jangka pendek dan jangka panjang dari Covid-19 masih bisa berdampak pada mereka yang berusia anak-anak sampai lanjut usia (lansia).

"Selain pada fase jangka pendeknya, dia bisa lebih serius terutama pada kelompok paling rawan yaitu lansia, dan orang dengan komorbid serta anak-anak belum divaksinasi ini dampaknya bisa pada kematian," katanya.

Dicky meminta pemerintah mempersiapkan seoptimal mungkin regulasi bila akan ikut mencabut darurat kesehatan pandemi Covid-19 di tanah air.

“Ketika dalam waktu dekat status kedaruratan kita dicabut juga, pemerintah harus siap. Menjelaskan, menyiapkan sarana prasarana, regulasi. Kalau ada yang sakit Covid-19 siapa yang nanggung? kalau sampai parah misalnya. Karena bicara covid ini nanti akan bicara juga tetep bagaimana memitigasi, meminimalisir potensi penularan, penyebaran,” ujar Dicky.

Baca juga:

Berdasarkan data Satgas COVID-19 hingga Senin (8/5) total sudah ada lebih dari 6,7 juta jiwa yang terinfeksi virus korona. Dari total jumlah itu, 6,5 juta sembuh, dan lebih dari 161 ribu meninggal.

Sedangkan penerima vaksinasi Covid-19, dari 234,6 juta sasaran, sebanyak 203,8 telah menerima vaksin pertama, 174,8  juta vaksin kedua, 68,7 juta vaksin ketiga atau booster pertama, dan 3,1 juta menerima vaksin keempat atau booster kedua.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!