NASIONAL

Wamendag: Inflasi Turun Setelah Lebaran

KBR68H, Jakarta

AUTHOR / Ade Irmansyah

Wamendag: Inflasi Turun Setelah Lebaran
inflasi, juni, meningkat, kementerian perdagangan, BPS

KBR68H, Jakarta – Pemerintah yakin inflasi akan turun usai lebaran . Untuk mengantisipasi jebolnya asumsi inflasi dalam APBN 2013, Kementerian Perdagangan sudah berkoordinasi dengan produsen bahan pangan, perusahaan penyalur, pengusaha ritel hingga penyedia jasa transportasi.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan hal itu untuk menanggapi laporan Badan Pusat Statistik yang merilis angka inflasi Juni 2013 mencapai 1,03 persen. Menurut dia puncak inflasi diperkirakan akan terjadi pada Juli ini dengan sejumlah asumsi, yakni; pertimbangan penaikkan harga BBM bersubsidi 22 Juni lalu serta tren peningkatan kebutuhan jelang Ramadhan. Pemerintah memperkirakan inflasi Juli tak lebih dari 1,1 persen.

“Point yang mau saya katakan adalah dengan semester satu 3,35 persen, maka 7,2 itu rasanya reasonable untuk bisa kita capai. Inflasi kita saat ini Juni Juli memang penuh berada dalam tekanan. Saya tidak memungkiri itu. Ada paling tidak 4 faktor yang membuat tekanan inflasi pada bulan Juni Juli. Pertama jelas Ramadhan, yang kedua adalah liburan, yang ketiga adalah masuknya tahun ajaran baru, dan yang keempat adalah ini musim kemarau, musim paceklik”, kata Bayu kepada wartawan.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menambahkan pemerintah akan menjaga keseimbangan penawaran dan permintaan selama periode Juli hingga lebaran nanti. Saat ini pasokan kebutuhan bahan pokok cukup, kecuali cabai dan daging.

Karena itu, pemerintah membuka keran impor beberapa produk hortikultura seperti cabai, kentang dan juga bawang. Keran impor yang dibuka juga termasuk beberapa jenis buah seperti; pisang, jeruk, anggur dan lengkeng.

Editor: Doddy Rosadi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!