NASIONAL

Wacana PemakzulanJokowi, KSP: Hindari Kegaduhan

"Kita perbaiki bersama. Jangan menghujat terus membuat kegaduhan ya,"

AUTHOR / Resky Novianto

Pemakzulan Jokowi
Ilustrasi: Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) Aksi Kamisan korban HAM ke-795 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (16/11/23). (Antara)

KBR, Jakarta- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ade Irfan Pulungan menilai setiap era kepemimpinan memiliki nilai baik dan buruk. Dia mengingatkan agar sejumlah pihak agar tidak larut dalam kegaduhan apalagi memunculkan narasi terkait pemakzulan.

"Kalau ada keprihatinan, ada hal yang harus kita perbaiki, ya kita perbaiki bersama. Jangan menghujat terus membuat kegaduhan ya itu tadi,  kita tidak bisa bekerja untuk membangun republik ini," kata Irfan kepada KBR, Kamis (16/11).

Menurut Irfan, setiap pemimpin itu punya gaya masing-masing dalam memimpin. 

Kata dia, pro dan kontra itu wajar namun tetap dalam koridor untuk bersatu untuk kemajuan bangsa.

Baca juga: 

Sebelumnya, bekas Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana era presiden Susilo Bambang yudhoyono  mengirimkan surat terbuka untuk DPR agar menggunakan hak angketnya memeriksa Jokowi dan memakzulkannya sebagai presiden. Menurut Denny, sudah ada beberapa dugaan pelanggaran terhadap UUD 1945, sehingga Jokowi layak untuk diperiksa oleh DPR.

Peringatan itu juga disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla. JK , memberikan alarm potensi jatuhnya pemerintahan karena dipicu krisis politik dan ekonomi.

"Kemakmurannya tidak capai, adilnya tidak jalan, demokrasinya tidak jalan, maka terjadilah (pemerintahan jatuh), karena itulah maka kita harus menghindari itu terjadi pada dewasa ini. Dengan kondisi ini semua orang sudah protes, maka bisa terjadi krisis politik maka dari itu harus dijaga jangan sampai terjadi," kata JK dalam acara Habibie Democracy Forum di Jakarta, Rabu (15/11).

 

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!