KBR68H, jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB mengklaim jumlah titik api yang ada di Indonesia lebih kecil dibandingkan negara Asia lainnya.
Penulis: Evelyn Falanta dan Abu Pane
Editor:

KBR68H, jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB mengklaim jumlah titik api yang ada di Indonesia lebih kecil dibandingkan negara Asia lainnya. (Baca: Cegah Asap ke Negara Tetangga, Pemerintah Bentuk Tim Kebakaran Hutan)
Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sejak Januari hingga kemarin jumlah titik api yang ada di Indonesia hanya 6000 titik. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Filipina yang angkanya mencapai puluhan ribu titik api. Namun, kata Sutopo, Indonesia yang paling memiliki dampak penyebaran asap terbesar bagi negara-negara tetangga saat terjadi kebakaran hutan.
"Per bulannyapun kita bisa bandingkan, di Indonesia hanya ada 519 sementara dari negara-negara lain bahkan mencapai 5000. Sebenarnya lokasi hotspot untuk wilayah Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan hotspot yang terjadi di Philipina, Thailand, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam. Tapi di Indonesia memberikan dampak. Ada juga kemungkinan, karena ini berada di daratan sekitar Asia Tenggara, mungkin penyebarannya menyebar ke daerah-daerah atau negara yang luas. Tetapi di Indonesia, karena yang dilalui Singapura wilayahnya relatif tidak luas maka itu memberikan dampak," jelas Sutopo.
Juru Bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, kebakaran hutan di Indonesia lebih sering terjadi saat memasuki musim kemarau karena selain faktor alam, masyarakat dan pengusaha lebih sering membakar hutan untuk membersihkan lahannya.
Sebelumnya, Pemerintah Singapura dan Malaysia mengeluhkan kabut asap tebal yang terjadi di negaranya. Kabut asap yang berasal dari hutan Indonesia yang terbakar menyebabkan aktifitas di kedua negara itu terganggu. Bahkan, pekatnya asap sudah sampai pada taraf mengganggu kesehatan.Sementara itu, Presiden SBY mengintruksikan agar masalah kabut asap diselesaikan dalam waktu satu bulan.
Sementara itu, Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan Pengendalian Pembangunan (UKP4) menuding perusahaan-perusahaan perkebunan di Riau menjadi dalang kebakaran hutan di Riau. Hal ini dibuktikan dengan fakta sebagai besar kebakaran hutan Riau berada di kawasan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) dan perkebunan. Kepala UKP4 Kuntoro Mangkusubroto meminta perusahaan di kawasan kebakaran bertanggungjawab.
“Jadi kita mesti cek siapa pemilik dari perusahaan-perusahaan itu. Mereka yang bertanggungjawab dan jangan cepat-cepat menyalahkan rakyat kecil. Karena kita tahu praktek-praktek di lapangan, itu kadang-kadang perusahan-perusahaan itu membayar rakyat kecil yang memang butuh uang untuk membakar. Jadi mereka bisa berkedok di belakang rakyat,” ujar Kuntoro di Jakarta.
Sebelumnya, LSM Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menemukan 90 titik api yang berada di lokasi kawasan konsesi hutan tanaman industri milik 20 perusahaan. Sebagaian di antaranya adalah perusahaan asal Singapura. Pemerintah Singapura sendiri protes karena kebakaran tersebut menimbulkan kabut dan mencemari udara di negaranya.
Editor: Nanda Hidayat