BERITA

Terduga Anggota ISIS di Malang Pernah Ikut Pelatihan di Suriah 6 Bulan

Dari pemeriksaan terhadap Syahrul, diketahui orang itu pernah bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2013. Di Suriah, Syahrul mengikuti latihan perang selama enam bulan di kelompok jaringan Abu Jandal.

AUTHOR / Eko Widianto, Widia Primastika

Terduga Anggota ISIS di Malang Pernah Ikut Pelatihan di Suriah 6 Bulan
Polisi berjaga di rumah Syahrul Munir, terduga teroris di Singosari, Malang, Jawa Timur, Senin (19/6/2017). Syahrul ditangkap di rumah itu karena diduga terlibat jaringan ISIS kelompok Abu Jandal. (Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

KBR, Malang - Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap Syahrul Munir, karena diduga bagian dari jaringan teroris ISIS pimpinan Abu Jandal. Abu Jandal merupakan salah seorang tokoh ISIS Suriah asal Indonesia.

Kepala Polres Malang, Yade Setiawan Ujang mengatakan dari pemeriksaan terhadap Syahrul, diketahui orang itu pernah bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2013. Di Suriah, Syahrul mengikuti latihan perang selama enam bulan di kelompok jaringan Abu Jandal.


"Diduga tahun 2013 sampai 2014 ia pernah berangkat ke Suriah. Pernah juga mempublikasikan video di Youtube bersama lima orang lainnya. Ia di sana bersama grup Abu Jandal," kata Yade Setiawan Ujang, Senin (19/6/2017).


Yade menambahkan di kelompok Abu Jandal saat itu Syahrul bergabung bersama sejumlah orang lain dari Malang. Empat orang teman Syahrul sudah ditangkap lebih dulu oleh Densus Antiteror pada dua tahun lalu.


Dari pemeriksaan itu, kata Yade, polisi mengetahui aktivitas Syahrul di Suriah pada 2013. Selain mengikuti latihan perang bersama ISIS, Syahrul juga membuat video propaganda dan diunggah ke laman berbagi video Youtube. Di Video itu ia dan lima orang temannya mengajak umat Islam bergabung dengan ISIS dan melakukan jihad di Suriah.


Kapolres Malang Yade Setiawan Ujung menambahkan saat ini Syahrul Munir masih diperiksa polisi untuk mencari tahu keterlibatannya dalam aksi-aksi teror di dalam negeri---termasuk hubungannya dengan aksi teror bom Sarinah-Thamrin Jakarta awal tahun lalu. Dalam aksi teror bom Thamrin itu, polisi menemukan adanya penyandang dana dari Malang, Jawa Timur.


Dalam proses penangkapan Syahrul Munir, polisi juga menggeledah rumahnya dan menemukan rekening tabungan serta paspor. Dari paspor dan pemeriksaan itu, polisi mengetahui Syahrul menuju Suriah pada 2013 menggunakan penerbangan dari Surabaya dan singgah di Malaysia sebelum menuju Turki. Dari Turki, Syahrul menggunakan angkutan darat menuju Suriah untuk bergabung dengan kelompok Abu Jandal.


Baca juga:


red

Keterangan: Anggota Brimob berjaga ketika ada penggeledahan di rumah terduga teroris berinisial ATM di kawasan Tanah Merah, Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/6/2017). (Foto: ANTARA/Didik Suhartono)

 

Terduga berubah pendiam

Densus 88 Antiteror Polri sebelumnya juga menangkap tiga orang terduga teroris di Jawa Tengah. Salah satunya adalah pria berinisial R, warga Dukuh Bumen, Desa Ringinarum, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal.


Menurut pengakuan Nur Chasanah, istri R, suaminya merupakan sosok kepala rumah tangga yang rajin mengaji, sayang anak dan sering mengajak anaknya bermain.


"Di rumah, sama anak-anak dia suka guyonan," kata Nur saat ditemui KBR di rumahnya, Senin (19/6/2017).


Saat Densus Antiteror menangkap R, kata Nur, anak bungsunya tidak berhenti menangis seharian.


Namun menurut pandangan beberapa warga sekitar, perilaku R tidak biasa dan berubah menjadi pendiam dalam 10 tahun terakhir.


Salah seorang warga sekitar, Ahmad Toha yang ditemui KBR mengatakan R sering mengadakan pengajian bersama teman-temannya secara eksklusif di luar kampung dengan peserta hanya belasan orang. Perilaku tak biasa itu dirasakan warga sejak 10 tahun terakhir. Sejumlah warga lain menyatakan hal serupa.

Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap R dan dua orang lain di dua lokasi berbeda, Minggu (18/6/2017). R bersama satu orang lainnya ditangkap di Kendal, sedangkan satu terduga teroris lain ditangkap di Kabupaten Temanggung.


Hingga saat ini, polisi terus mengadakan penyelidikan mengenai jaringan dari ketiga terduga teroris tersebut.


Baca juga:

 

Editor: Agus Luqman 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • aqilla7 years ago

    Begitu banyak fitnah yang berseliwaran di media tentang ISIS. fitnah itu selalu saja dimunculkan untuk melemahkan Daulah Islamiyah demi menegakkan agama ALlah dan syariat Islam. more info http://transparan.id