NASIONAL
Tarif Listrik-BBM Tak Naik, PLN dan Pertamina Pasrah
Dua perusahaan negara akan berupaya mengefisiensi sejumlah pos
AUTHOR / Ria Apriyani
KBR, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN), Sofyan Basir mengaku pasrah dengan keputusan pemerintah mempertahankan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak (BBM) sampai Maret 2018. Tarif listrik untuk pelbagai golongan saat ini sejumlah Rp 996,74 per-kWh hingga Rp 1.644,52 per-kWh. Sementara premium dan solar dijual seharga Rp 6.450/liter dan Rp 5.150/liter.
Menurut Sofyan, perusahaan negara ini akan menyiasati keputusan pemerintah agar kebijakan tersebut tidak membuat laba PLN makin tergerus. Salah satu biaya yang akan dipangkas adalah pembiayaan operasi dan perawatan, serta melakukan zonasi batubara untuk memangkas biaya logistik.
"Kami coba efisiensi ke dalam. Lihat kondisi biaya yang lain yang bisa kami efisiensi kami efisiensi dalam tiga bulan. Cashflow masih mencukupilah. Nanti kan ada pembayaran subsidi dari pemerintah akhir tahun ini. Itu juga memperkuat kami punya cashflow," jelas Sofyan di Kementerian ESDM pada Rabu (27/12).
Baca juga: Tarif Listrik dan BBM Tak Naik Sampai Maret 2018
Senada dengan Sofyan, Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik menyatakan akan berupaya mengefisiensi pengeluaran perusahaannya. "Efisiensi ini ada tiga. Satu yang klasik, misal kalau dulu pemakaian material 100, kita turunkan ke 90, 80. Kedua harga. Nanti kita ceritakan di Januari berapa efisiensinya 6 bulan terakhir. Ketiga business model. Perubahan itu yang tadinya distock, enggak kita stock lagi. Itu lebih murah dan cashflow kita jadi lebih baik. Cara ini banyak dilakukan di kilang dan downstream," ungkap Elia.
Editor: Damar Fery Ardiyan
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!