NASIONAL

Soal Kasus Munir, Komnas HAM: Tantangannya di Komitmen Pemerintah

"Tantangannya pada komitmen pemerintah, termasuk dalam penyelesaian pelanggaran HAM berat dan proses rekrutmen hakim pengadilan HAM, yang sampai hari ini juga mengalami hambatan," ujarnya

AUTHOR / Astri Yuanasari

EDITOR / Resky Novianto

munir
Aktivis KASUM memperingati 20 tahun pembunuhan Munir di Gedung YLBHI Jakarta, Kamis (5/9/2024). (Foto: KBR/Nanda Naufal)

KBR, Jakarta- Komisioner Komnas HAM Hari Kurniawan mengatakan, saat ini proses penyelidikan kasus Munir di Komnas HAM masih berjalan dengan pengumpulan alat bukti dan permintaan keterangan saksi.

Ia menyebut, pihaknya sudah berkali-kali mengingatkan kepada Jaksa Agung terkait hasil-hasil penyelidikan Komnas HAM, untuk segera mengusulkan pengadilan HAM berat kepada Presiden dan DPR.

Munir tewas dibunuh dengan racun arsenik saat dalam perjalanan menggunakan pesawat Garuda Indonesia Nomor GA974 dari Jakarta ke Amsterdam Belanda pada 7 September 2004.

"Tantangannya pada komitmen pemerintah, termasuk dalam penyelesaian pelanggaran HAM berat dan proses rekrutmen hakim pengadilan HAM, yang sampai hari ini juga mengalami hambatan. Proses pengumpulan alat bukti, apalagi kalau itu kasus-kasus dugaan pelanggaran HAM yang cukup lama ya yang memang mengalami kesulitan," kata Hari kepada KBR, Kamis (5/9/2024).

Sebelumnya, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia YLBHI mengkritik pemerintah yang dinilai tak berkomitmen menuntaskan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib.

Wakil Ketua YLBHI Arif Maulana mengatakan, dalang utama pembunuhan Munir belum terungkap meski kasusnya sudah dua dekade.

"Di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) masih terkatung-katung, belasan hasil penyelidikan termasuk kasus Cak Munir yang tidak selesai-selesai penyelidikannya. Dan ini menunjukkan bahwa negara menjadi aktor bukan hanya pasif, tapi juga aktif melanggengkan impunitas," ucapnya dalam Konferensi Pers 20 Tahun Pembunuhan Munir, Kamis (5/9/2024).

Baca juga:

Sudah 20 Tahun Dalang Pembunuhan Munir Tak Terungkap, YLBHI Ingatkan Janji Jokowi di 2016

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!