NASIONAL
Siswa Terancam Gagal Ikut SNBP, Banyak Sekolah Lalai?
Koordinator SNBP Riza Satria Perdana mengatakan mayoritas sekolah mengakses PDSS di akhir masa pendaftaran membuat pengisian tidak optimal.

KBR, Jakarta- Karut Marut Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) melalui jalur prestasi terjadi di sejumlah daerah. Salah satu penyebab, yakni kelalaian sekolah memasukkan data siswa ke Pangkalan Data Siswa dan Sekolah (PDSS).
Hal ini berakibat kepada para siswa yang terancam gagal mengikuti seleksi perguruan tinggi negeri (PTN) jalur nilai rapor, atau Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
Contoh kasus kegagalan mendaftar terjadi di SMKN 2 Surakarta. Lebih dari 300-an siswa kelas 12 terancam tak bisa mendaftar ke PTN lewat jalur prestasi.
Walhasil, ratusan siswa berunjuk rasa memprotes pihak sekolah.
Tim input data SMKN 2 Surakarta, Joko Widodo mengatakan, pihak sekolah akhirnya menawarkan sejumlah opsi, diantaranya memberi bimbingan belajar untuk siswa.
"Kita masih nunggu hasil akhir yang diusahakan oleh bu kadinas, tetap apapun itu jadi harapan kita, walaupun dari orang tua itu juga seandainya memang apa yang diusahakan ibu kepala dinas memang tidak berhasil, ya kita akan cari jalan lain," kata Joko kepada wartawan.
Meski begitu, orang tua murid SMKN 2 Surakarta, masih berharap anak-anaknya tetap bisa mendaftar jalur prestasi di seleksi masuk PTN. Itu disampaikan salah satu orang tua murid, Husnul Khotimah.
"Ada tanggung jawabnya buat anak-anak, jadi besok ke depannya itu anak-anak dikasih pendampingan untuk UTBK, nanti kita juga masih tunggu dan ini Bu dinas ke Jakarta. Masih nunggu itu," kata Husnul di SMK 2 Surakarta, Rabu (5/2/2025).
Tanggapan Pihak SNBP
Menanggapi permasalahan di sejumlah sekolah, Koordinator SNBP 2025, Riza Satria Perdana mengatakan, kesalahan pihak sekolah menjadi faktor utama.
"Ini sepertinya banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah yang nggak tahu ya, apakah teledor ataukah menggampangkan atau seperti apa tidak care seperti itu sehingga sampai tertinggal yang seperti ini begitu mepet-mepet di waktu yang terakhir," ujar Riza dalam Sosialisasi Daring Mekanisme Pendaftaran SNBP 2025 melalui YouTube SNPMB ID pada Senin (3/2/2025)
"Saya kemarin juga mendengar ada beberapa sekolah yang protes minta perpanjangan saya lihat itu baru melakukan proses-proses itu dari tanggal 25 Januari," imbuhnya.
Riza menambahkan, mayoritas sekolah yang mengakses PDSS di akhir masa pendaftaran membuat pengisian tidak optimal.
Sementara itu, Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Panitia SNPMB 2025, Eduart Wolok, mengatakan, perpanjangan pengisian dilakukan hingga 7 Februari 2025 dari batas akhir yang semula ditetapkan 31 Januari 2025 sebagai syarat pendaftaran siswa pada Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Respons Kemendikdasmen
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) juga akan memberi kesempatan sekolah yang belum menginput data ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyebut masih banyak sekolah yang belum berhasil menginput data ke PDSS. Sehingga tidak bisa mendaftarkan muridnya mengikuti tes masuk perguruan tinggi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
"Dan kami juga memberikan layanan kepada sekolah-sekolah yang belum bisa mengunggah itu untuk dapat mengunggah dan kami berikan kesempatan. Tapi tentu saja kesempatan itu kami berikan untuk sekolah-sekolah yang mengajukan kepada kami karena memang 'unforce-error' itu tidak bisa dihindari," ujar Mu'ti kepada wartawan, Selasa (4/2/2025).
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menambahkan tidak akan menutup mata terhadap realitas yang terjadi. Ia menegaskan akan melayani dengan sebaik-baiknya.
Ia menyebut sekolah yang belum berhasil menginput data ke PPDS di antaranya karena faktor kerusakan perangkat imbas cuaca dan bencana alam.
Finalisasi PDSS ini diperlukan sebagai syarat untuk mendaftar kuliah lewat jalur SNBP.
PDSS merupakan basis data yang mencatat kinerja sekolah dan data prestasi siswa selama menempuh pembelajaran di sekolah.
Baca juga:
- Mendikdasmen Beri Kesempatan Sekolah yang Telat Input PPDS
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!