BERITA

SBY

Pendeta Phil Erari menilai pimpinan umat Kristen di Papua pasti punya pertimbangan sendiri.

AUTHOR / Vitri Angreni

SBY
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, umat beragama, Papua

KBR, Jakarta - Masyarakat Papua menobatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai bapak umat beragama atau bapak semua agama di Indonesia oleh Gereja Kristen Injili di Tanah Papua.

Penobatan ini sebagai tanda ucapan terima kasih dan penghargaan orang Papua atas niat tulus Presiden SBY membangun masyarakat Papua terlebih khusus umat Kristen di Tanah Papua.

Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Pendeta Phil Erari menilai pimpinan umat Kristen di Papua pasti punya pertimbangan sendiri. Menurutnya meski meningalkan berbagai pertanyaan soal penobatan ini, secara umum umat beragama di Papua hidup rukun.

Simak perbincangannya dalam Program Sarapan Pagi KBR (25/8) berikut ini.

Apakah menurut Anda memang sepadan Pak SBY dinobatkan sebagai “Bapak Umat Beragama”?

“Pertama memang penobatan itu pasti mempunyai makna khusus bagi orang Papua secara seluruhnya baik umat Kristen maupun umat Islam. Karena itu Mansinam adalah pulau dimana injil pertama kali dibawakan oleh dua misionaris dari Jerman bulan Februari 1855. Jadi memang ini satu event yang mempunyai makna historis dan teologis.”

“Jadi kalau ada peresmian sebuah tugu salib oleh SBY, maka bagi saya adalah satu tanggung jawab sebagai kepala negara. Sebagai tonggak sejarah bagi masuknya peradaban barat ke tanah Papua. Jadi secara prinsip sah-sah saja seorang presiden meresmikan sebuah tugu.”

Tapi apa arti peran tersebut dikaitkan dengan penghargaan atau dinobatkan sebagai bapak umat beragama?

“Itu lain lagi soalnya. Saya sendiri melihat pasti pimpinan umat Kristen di Papua memberi suatu penghormatan atau penobatan tokoh agama sebagai penghargaan  terhadap kepala negara. Tapi menobatkan seseorang menjadi pemimpin umat beragama saya kira itu pasti mereka mempunyai kriteria tersendiri.”

“Saya sendiri melihat bahwa mungkin Pak SBY tidak memerlukan penobatan seperti itu, tetap beliau menerima penghargaan dari umat Kristen di tanah Papua kepada beliau. Walaupun memang meninggalkan berbagai macam pertanyaan, kalau untuk Papua oke artinya kerukunan hidup beragama di Papua secara umum tidak ada konflik sesama umat beragama. Dari aspek toleransi, kerja sama antarumat beragama sesuatu yang secara kultural sudah biasa.”

“Bahkan dari pengamat sejarah, justru relasi umat Kristen dan umat Islam di Papua sangat baik tidak ada gesekan-gesekan atau konflik berarti. Walaupun ada beberapa peristiwa yang mungkin dianggap tidak ada kerja sama tapi secdara prinsip umat beragama di Papua sangat toleran, harmonis. Apakah pantas SBY dinobatkan sebagai pemimpin umat beragama, saya kira itu seremonial yang memang orang Papua selalu memberi penghargaan kepada yang non Papua atau orang dari luar sebagai sikap untuk menerima orang luar itu masuk ke dalam kultur atau budaya setempat.”     


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!