indeks
Sampah pun Bisa Jadi Seni Topeng ala Barongsai

Arak-arakan topeng (barong) yang dibuat dari sampah mengisi Pekan Seni Budaya Jawa Barat di Cimahi sejak 7 hingga 14 September mendatang. Tema yang diusung dalam pekan seni itu adalah Bangbarong Trash Fashions Kota Cimahi yang mendaur ulang limbah plastik

Penulis: Arie Nugraha

Editor:

Google News
Sampah pun Bisa Jadi Seni Topeng ala Barongsai
Sampah, Bangbarong, Seni Topeng ala Barongsai

KBR68H, Bandung – Arak-arakan topeng (barong) yang dibuat dari sampah mengisi Pekan Seni Budaya Jawa Barat di Cimahi sejak 7 hingga 14 September mendatang. Tema yang diusung dalam pekan seni itu adalah Bangbarong Trash Fashions Kota Cimahi yang mendaur ulang limbah plastik seperti bungkus kopi, deterjen dan lain sebagainya.

Menurut konseptor Bangbarong Trash Fashions Kota Cimahi, Hermana HMT, nantinya barong akan diiringi musik yang berasal dari tambur, terbangan, kendang, dog dog, tarompet dan ketuk.

"Bangbarongan Trash Fashions adalah sebuah bentuk seni arak-arakan yang memberi gambaran kemuraman kehidupan sungai kita saat ini. Sungai-sungai terpenuhi oleh sampah dan menjadi sumber penyakit berbahaya bagi kelangsungan seluruh mahluk hidup di sekitarnya," ujarnya saat ditemui KBR68H di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung (12/9).

Hermana menyebutkan keterkaitan barong dengan sungai bermula dari cerita turun-temurun di masyarakat kota Cimahi yang hidup di dekat aliran sungai besar. Mereka mengenal istilah Lulub Samak atau lebih populer dengan sebutan Jurig Cai (Hantu Air).

Dia menjelaskan Jurig Cai ini disebutkan sebagai mahluk gaib yang hidup di air dan dianggap berwatak jahat yang jarang muncul. Tapi dalam sekali muncul konon sering menarik orang yang mandi atau berenang ke dasar sungai sampai meninggal dunia.

Hermana menjelaskan sering kali Jurig Cai ini digambarkan dalam wujud menyeramkan menyerupai kepala buaya, ular, kerbau atau berwujud manusia buruk rupa. Tetapi ada pula yang menginterpretasikan menyerupai gulungan samak (tikar) sehingga disebut Lulub Samak.

"Lulub Samak sendiri adalah gambaran dari gelombang air yang mengalir sangat deras dan berputar di kubangan air terjun, membuat benda-benda atau orang yang masuk dalam kubangan itu turut terbawa berputar," jelasnya.

Seiring berkembangnya jaman, Jurig Cai tidak lagi berupa makhluk gaib tapi berupa benda-benda nyata dan dapat dilihat secara nyata. Makhluk itu tidak lain sampah berbahan plastik dan zat kimia. Berbagai sampah yang dibuang sembarangan ke sungai menjadi makhluk yang menyeramkan dan mengancam kehidupan manusia.

Cerita Lulub Samak atau Jurig Cai ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan budaya masyarakat kota Cimahi dahulu hingga kini. Salah satunya telah memberi inspirasi hingga terlahir sebuah karya seni yang disebut Bangbarongan.

Bangbarongan sendiri adalah seni arak-arakan topeng (barong) menyerupai Barongsai China, tapi pemainnya dilakukan oleh satu orang dan diiringi alat musik tradisional. Biasanya Bangbarongan dibuat dari pahatan kayu atau anyaman bambu dengan bawahannya dari karung goni, dedaunan atau batang padi dan bentuknya menyerupai kepala buaya, ular atau kerbau.

Editor: Anto Sidharta

Sampah
Bangbarong
Seni Topeng ala Barongsai

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...