NASIONAL

Respons Masyarakat Adat Jayapura soal Masalah di Papua Usai Debat Capres

Benhur mengingatkan, para capres tidak mengedepankan ego dan pendekatan aparat dalam penyelesaian konflik Papua.

AUTHOR / Shafira Aurel

Respons Masyarakat Adat Jayapura soal Masalah di Papua Usai Debat Capres
Ilustrasi diplomasi Papua.

KBR, Jakarta- Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Jayapura meminta para calon presiden mengedepankan nilai-nilai budaya dalam menangani konflik kekerasan dan hak asasi manusia (HAM) di Papua.

Ketua AMAN Jayapura, Benhur Wally mengatakan ada dua gagasan capres yang telah menyasar pada akar permasalahan di Bumi Cenderawasih, yakni gagasan calon presiden nomor urut 1 dan 3. Menurutnya, kedua gagasan calon presiden dapat menjadi solusi atas kekacauan dan keresahan yang dialami masyarakat selama ini.

Benhur mengingatkan, para capres tidak mengedepankan ego dan pendekatan aparat dalam penyelesaian konflik Papua. Sebab, upaya tersebut tak efektif, dan hanya menimbulkan gesekan panas antara masyarakat dan aparat.

"Pendekatan yang dilakukan ini kan pendekatan model orang perang ini, dikirimlah pasukan-pasukan investigasi, pasukan untuk penyelesaian masalah yang dikirim TNI/Polri untuk mengatasi semua masalah. Nah, kalau saya Itu kan, menurut saya itu tidak perlu dilakukan karena setiap daerah masing-masing itu kan punya budaya. Kenapa tidak diupayakan agar tokoh-tokoh yang mengerti tentang budaya, cara mereka berbicara, menggunakan narasi dan bahasa setempat, serta kearifan lokalnya untuk melakukan negosiasi kan ini lebih halus menurut saya," ucap Benhur, kepada KBR, Rabu, (13/12/2023).

Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Jayapura, Benhur Wally menyebut tindakan-tindakan kekerasan yang terjadi selama ini disebabkan ketidakmerataan dan keadilan yang masih minim diterapkan, khususnya keadilan bagi masyarakat adat asli Papua.

Ia berharap pemimpin baru Indonesia dapat memenuhi janjinya menyejahterakan warga di Bumi Cendrawasih. Sehingga ke depan kekerasan dan korban akibat konflik tak kembali terjadi.

Prabowo soal Papua

Calon Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto menyebut masalah di Papua rumit. Karena di sana ada gerakan separatisme, dan campur tangan asing. Menurutnya, ada kekuatan-kekuatan tertentu yang selalu menginginkan perpecahan di Indonesia.

Untuk itu, Prabowo menilai, persoalan HAM harus diutamakan, di antaranya dengan melindungi seluruh rakyat Papua, perempuan, orang tua, dan anak kecil yang tidak bersenjata. Ia berencana menegakkan hukum, memperkuat aparat di sana, dan juga mempecepat pembangunan ekonomi. Prabowo ingin melanjutkan apa yang sudah dilakukan Presiden Joko Widodo di Papua.

Tanggapan Ganjar

Pernyataan Prabowo disampaikan menanggapi pertanyaan Valerina Daniel, moderator debat pertama yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Selasa, 12 Desember 2023. Pertanyaan itu terkait HAM di Papua, dan masih belum tuntasnya masalah keadilan dan HAM di Bumi Cenderawasih, sehingga tren kekerasan terus meningkat. Moderator lalu bertanya soal strategi Prabowo memgatasi semua itu secara komprehensif.

Jawaban Prabowo ditanggapi Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo. Menurut Ganjar, apa yang disampaikan Prabowo tidak cukup. Ia menilai, perlu ada diskusi dari seluruh kelompok, dan seluruh unsur di Papua, untuk membahas penyelesaian masalah di sana. Akar masalahnya menurut Ganjar adalah ketiadaan dialog. Ia lantas menanyakan ke Prabowo setuju dengan model dialog yang ia tawarkan?

Respons Anies

Sementara Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan menilai, masalah di Papua bukanlah kekerasan, melainkan tiadanya keadilan. Ia tidak bermaksud meniadakan kekerasan, karena damai bukan berarti tanpa kekerasan, namun prinsip utamanya adalah adanya keadilan.

Solusinya kata dia, jika terjadi pelanggaran HAM, maka harus diselesaikan hingga tuntas. Lalu, perlunya mencegah hal yang sama berulang kembali, dengan memastikan semua pihak yang bekerja di Papua menghadirkan keadilan. Kemudian, yang ketiga, Anies mengusulkan ada dialog partisipatif.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!