BERITA

REI Siap Bangun Rumah Murah

Ketua Umum REI Eddy Hussy: Organisasinya akan bantu bangun sekitar 240 ribuan rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

AUTHOR / Aisyah Khairunnisa

Ketua REI Eddy Hussy. Foto: KBR/ Aisyah Khairunnisa
Ketua REI Eddy Hussy. Foto: KBR/ Aisyah Khairunnisa

KBR, Jakarta – Real Estat Indonesia (REI) menyatakan akan membantu program pembangunan satu juta rumah murah yang diagendakan pemerintah pada tahun ini. Ketua Umum REI Eddy Hussy mengatakan, organisasinya akan membantu membangun sekitar 240 ribuan rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dengan kisaran harga Rp 120 juta – Rp 175 juta untuk rumah tipe 36.

“Itu di seluruh Indonesia. Jadi kita imbau dan ajak seluruh anggota REI, yang punya lahan yang areanya cocok untuk pembangunan rumah MBR untuk segera melaksanakan perencananya. Itu sudah dilakukan rapat koordinasi nasional di REI internal dan semua anggota beri komitmen,” kata Eddy di halaman Kantor Presiden, Selasa (23/6/2015).

Eddy berharap pemerintah bisa membangun infrastruktur yang memadai agar pengembang bisa membangun rumah dengan mudah dan murah.

“Kita sangat membutuhkan lahan sangat besar kalau program ini dijalankan. Kita usulkan agar pembangunan infrastruktur pada lahan-lahan baru diperlukan sehingga kita bisa dapatkan lahan baru yang harganya terjangkau,” kata Eddy.

REI juga meminta pemerintah segera menentukan zona Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)  khusus untuk lahan-lahan yang akan dibangun rumah murah. Sehingga Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) nya bisa dipatok dan tidak ada kenaikan.

Program satu juta rumah untuk MBR diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 29 April 2015 lalu. Hingga kini Menteri Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyatakan sudah dibangun 331.000 hunian. Angka tersebut belum termasuk pembangunan yang diinisiasi oleh pihak swasta.


Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!