NASIONAL

Produksi Turun, Wapres Minta Petani Rempah Dibekali Teknologi

Indonesia memiliki peluang besar sebagai pemasok rempah dunia, sehingga berpotensi memberikan nilai tambah.

AUTHOR / Heru Haetami

EDITOR / R. Fadli

obat
Petugas meracik jamu tradisional saat kegiatan Herb Euphoria Fest di Denpasar, Bali, Kamis (27/6/2024). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

KBR, Jakarta - Wakil Presiden Maruf Amin meminta petani rempah dibekali penggunaan teknologi untuk meningkatkan produksinya yang mulai menurun.

Menurut Wapres, Indonesia memiliki peluang besar sebagai pemasok rempah dunia, sehingga berpotensi memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional maupun kesejahteraan petani.

"Lakukan penguatan rantai pasok rempah dari hulu ke hilir untuk memastikan kualitas dan kontinuitas produk. Dorong riset dan inovasi serta penggunaan teknologi modern agar kualitas produksi sesuai standar internasional. Pastikan petani memiliki akses terhadap penggunaan teknologi tersebut," ujar Wapres saat meresmikan pembukaan Gemar Rempah Nusantara Tahun 2024 di Ballroom Pondok Indah Golf, Jakarta Selatan, Kamis (8/8/2024).

Wapres juga menekankan perlunya pengembangan industri rempah yang berdaya saing dengan menerapkan praktik-praktik berkelanjutan.

Kata dia, diversifikasi produk penting untuk menumbuhkan industri kreatif berbasis rempah hingga pengembangan rempah-rempah yang sudah langka.

Wapres menekankan, pengembangan industri rempah nasional juga harus berdampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan petani rempah.

"Perluasan pasar rempah nasional ke berbagai negara perlu terus dorong melalui dukungan kemudahan ekspor bagi para pelaku usaha mulai dari fasilitasi sertifikasi, pameran dagang dan promosi, hingga pendanaan ekspor," imbaunya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkap, sektor rempah Indonesia mengalami penurunan produksi dan ekspor dalam beberapa tahun terakhir.

Zulkifli menambahkan, saat ini industri rempah menghadapi tantangan besar dengan menurunnya ekspor dan meningkatnya impor rempah.

"Indonesia menjadi penghasil rempah utama di dunia berabad-abad yang lalu, tetapi hari ini ekspor kita hampir setiap tahun menurun. Data terakhir menunjukkan impor rempah-rempah kita mencapai satu setengah juta ton per tahun," ujarnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!