NUSANTARA

Polisi Diminta Usut Keterlibatan Anggota TNI dalam Kasus Dugaan Pembakaran Rumah Jurnalis

"Justru yang menjadi temuan kita adalah, sejak awal, yang melibatkan anggota TNI, berinisial HB"

AUTHOR / Hoirunnisa

EDITOR / Muthia Kusuma

Jurnalis
Rumah jurnalis TribrataTV yang terbakar di Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara, Selasa (2/7/2024). (Foto: ANTARA/Fransisco Carolio)

KBR, Jakarta- Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) mendesak Kepolisian mengusut tuntas kasus dugaan pembakaran rumah jurnalis TribrataTV Rico Sempurna Pasaribu di Karo, Sumatera Utara. Termasuk dalang atau auktor intelektualis atas kasus dugaan pembakaran yang menewaskan Rico dan keluarganya.

Koordinator KKJ, Erick Tanjung meminta polisi berani mengusut dugaan keterlibatan anggota TNI berinisial HB.

"Kita melihat, kepolisian belum melakukan pengusutan secara menyeluruh. Artinya apa? karena dua tersangka pertama, dan ditambah satu orang lagi, ini baru aktor di lapangan, tapi belum menunjukkan motif. Justru yang menjadi temuan kita adalah, sejak awal. Yang melibatkan anggota TNI, dari Batalyon 125 berinisial HB," ujar Erick kepada KBR, Senin (15/7/2024).

Koordinator KKJ, Erick Tanjung mendorong Kepolisian bekerja secara profesional dan transparan. Dia pun mengkritsi pernyataan Panglima TNI, Agus Subiyanto yang pernah membantah ada keterlibatan prajurit TNI dalam kasus ini.

"TNI harus membuka kasus ini dan bekerja secara profesional dan transparan. Jangan sampai ada upaya perlindungan terhadap anggota yang memang terbukti melanggar pidana ditutup-tutupi. Termasuk pernyataan Panglima TNI yang kami anggap prematur, karena menyebut sudah ditangani oleh kepolisian dan tidak ada keterlibatan anggotanya. Itu prematur, karena proses penyidikan belum dilakukan oleh TNI," ujar Erick kepada KBR, Senin (15/7/2024).

Koordinator KKJ, Erick Tanjung menyebut pihaknya bersama kuasa hukum keluarga korban telah melaporkan kasus ini ke Puspom TNI AD pada Jumat, pekan lalu.

Baca juga:

Erick mendorong pihak kepolisian mengusut kasus dugaan pembakaran ini secara transparan agar tidak menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum di dalam negeri. Dia menyebut, berdasarkan data Aliansi Jurnalis Independen (AJI), sejak tahun 2021 hingga 2023 terjadi kenaikan kasus kekerasan terhadap jurnalis.

Di lain pihak, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan Sumatera Utara memberikan pendampingan hukum kepada keluarga Rico Sempurna Pasaribu dalam menuntut keadilan.

Direktur LBH Medan Irvan Syahputra menuntut keadilan bagi korban, dengan pemberian sanksi tegas bagi pelaku.

"Harapan korban dalam kasus ini yaitu mengungkap kasus ini secara terang benderang tidak ada yang ditutupi, memberikan informasi yang menjadi hak korban," ucap Irvan kepada KBR.

Irvan Syahputra mengatakan, banyak kejanggalan dalam proses pengungkapan kasus ini.

"Indikasinya terkait laporan yang di Puspom TNI AD adalah adanya percakapan dari pimred dengan anggota TNI yang yang diduga terlibat tersebut. Tidak hanya itu saja, itu pemberitaan di tanggal 21, di tanggal 22 dan 23 terus diberitakan berkaitan dengan kepemilikan dan praktek judi yang melibatkan diduga anggota TNI. Pimred dari tempat almarhum itu ditelepon untuk diminta take down pemberitaan tersebut," sambungnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Agus Subiyanto membantah adanya keterlibatan anggota TNI dalam pembakaran rumah wartawan di Sumatera Utara, Rico Sempurna Pasaribu. Agus menyebut penanganan kasus itu telah diserahkan ke Polisi.

"Saya rasa dari Polri sudah mengatasi ya yang wartawan, rumah wartawan dibakar sudah diatasi. Nggak ada nggak ada (keterlibatan anggota)." ujar Agus, Rabu, (10/7/2024).

Di kesempatan berbeda, Juru bicara TNI Angkatan Darat, Kristomei Sianturi menegaskan akan terbuka apabila ada bukti keterlibatan prajuritnya dalam kasus itu. Ia meminta dugaan keterlibatan anggota TNI itu disertai bukti-bukti pendukung.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!