BERITA

Pilkada Gagal Menghasilkan Pemimpin Sesuai Kebutuhan Masyarakat

KBR68H, Jakrarta - Apakah di daerah Anda akan berlangsung pilkada? Jika iya, mungkin Anda bisa belajar dari pemilih dalam pilkada Jakarta yang telah mengantar Jokowi - Ahok sebagai pemenang.

AUTHOR / Erric Permana

Pilkada Gagal Menghasilkan Pemimpin Sesuai Kebutuhan Masyarakat
pilkada, pemimpin, sesuai aspirasi, masyarakat

KBR68H, Jakrarta - Apakah di daerah Anda akan berlangsung pilkada? Jika iya, mungkin Anda bisa belajar dari pemilih dalam pilkada Jakarta yang telah mengantar Jokowi - Ahok sebagai pemenang. Partai politik pengusung, menyuguhkan pemimpin yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan melayani, bukan yang berkuasa atau pemilik uang. Ujung dari pembelajaran politik pilkada DKI adalah meningkatnya kepercayaan publik terhadap pilkada, terhadap partai-partai politik. Partisipasi pemilih dalam Pilkada Jakarta lalu lebih tinggi ketimbang beberapa provinsi lain di Jawa.

Menurut  Pokja 30, sebuah LSM di Kalimantan Timur, kebanyakan pilkada menghasilkan pemimpin yang gagal memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Peneliti Pokja 30, Yustinus Sapto Hardjanto mengatakan Ini karena lemahnya pendidikan politik. Berdasarkan hasil risetnya di Kalimantan Timur, sekira 48 persen warga di sana tidak menggunakan hak pilihnya. Karena calon pemimpin yang tidak direspon oleh masyarakat. Sehingga Pokja 30 terinspirasi oleh pilkada Jakarta untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat sehingga menentukan pilihannya.

“Pendidikan yang akan kami berikan kepada kaum-kaum marjinal dan pemilih pemula melalui media sosial,” ujar Yustinus Sapto saat berbincang di Pilar Demokrasi KBR68H di Kalimantan Timur.

Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Timur melihat Pilkada Jakarta merupakan salah satu pelajaran untuk Pilkada di daerahnya. Ketua KPU Kalimantan Timur Andi Sunandar mengatakan kami tidak hanya belajar dari satu provinsi, tapi dari provinsi lain. Contohnya, pada Pilkada Jawa Tengah warga tidak mengikuti Pilkada hinggal 50 persen lebih.  Ini yang menjadi pelajaran bagi KPU Kalimantan Timur.

“ Ini akan menjadikan kami apa masalah-masalah yang akan dihadapi di masing-masing daerah,” ujar Andi Sunandar.

Senada dengan KPU, Pakar Politik dan Otonomi Daerah LIPI Siti Zuhro mengatakan Pilkada di Jakarta merupakan pelajaran penting pada Pilkada di daerah lain. Pasalnya, saat Pilkada di Jakarta calon pemimpin  yang maju merupakan calon pemimpin berkualitas. Selain itu juga, muncul calon pemimpin yang independent sehingga masyarakat mempunyai pilihan. Tingkat partisipasi masyarakay pun sangat tinggi di Jakarta.

Dari Pilkada Jakarta juga bisa terlihat ada 5 kategori pemilih diantaranya,  pemilih karena etnisitas, pemilih karena pemilih tradisional, pemilih food buying, pemilih afiliasi partai, dan pemilih rasional. Tapi kata dia, karakter pemilih cenderung lebih menggunakan hak politiknya tidak besar. Dan inilah yang menjadi karakter pemilih ibukota.

“Nah ketika banyak calon yang hadir di Pilkada Jakarta, banyak antusiasme masyarakat untuk ikut,” ujar Siti Zuhro.

Suksesnya Pilkada seperti Pilkada Jakarta menurut dia ada 3 faktor yang mempengaruhi yaitu, Profesionalnya penyelenggara, pengaturan regulasi yang baik, masyarakat dan partai politik yang menyeleksi. Untuk mencari pemilih yang berkualitas, Komisi Pemilihan Umum mengklaim sudah melakukan tugasnya.

Editor: Doddy Rosadi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!