NASIONAL

Piala Dunia U-17, Pemkot Surabaya Siapkan Bus dan Tiket Gratis

"Selama Piala Dunia gratis. Karena nanti penonton dilarang membawa kendaraan roda empat dan roda dua."

AUTHOR / Shafira Aurel

Piala Dunia U17
Bus gratis laga Grup A Piala Dunia U-17 2023 di kompleks Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jatim, Kamis (09/11/23). (Antara/Aditya Pradana)

KBR, Jakarta- Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur menyediakan sejumlah fasilitas gratis bagi masyarakat yang ingin menonton Piala Dunia U-17 di stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru mengatakan telah menyiapkan sejumlah fasilitas berupa tiket dan bus gratis untuk menonton perhelatan piala dunia ini.

Kata dia, fasilitas itu disediakan  untuk mendorong dan mensukseskan acara.


"(Ada bus gratis?) Ada gratis, gratis. Selama Piala Dunia gratis. Karena nanti penonton dilarang membawa kendaraan roda empat dan roda dua. Kendaraan tidak boleh masuk ke arena, jadi parkirnya di luar stadion. Tetapi kami menyiapkan shuttle bus," ujar Tundjung, kepada wartawan, Kamis (9/11/2023).

Total  tiket gratis yang telah disediakan sebanyak 2.000 tiket yang akan  dibagikan kepada para pelajar, guru pendamping, dan mahasiswa yang akan diberikan secara acak.

Baca juga:

Pemkot Surabaya juga menyediakan 130 bus gratis, terdiri 110 shuttle bus untuk mengantar penonton Piala Dunia U-17 2023 ke Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dan ditambah 20 unit bus untuk jemput atau kepulangan penonton. Bus ini tersedia di enam  titik, yakni Terminal Osowilangun, Terminal Intermoda Joyoboyo, UPT Uji Kendaraan Bermotor (Kir) Tandes, Ciputra World, dan Terminal benowo.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru mengatakan akan terus meningkatkan fasilitas-fasilitas pendukung lain yang dapat membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi para pelaku usaha di Surabaya.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!