HEADLINE
Perokok Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona
Perokok lebih rentan terinfeksi COVID-19 dibandingkan orang yang bukan perokok. Ketua Umum PDPI Agus Dwi Susanto menjelaskan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi hal tersebut.
AUTHOR / Valda Kustarini
KBR, Bogor - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan, perokok lebih rentan terinfeksi COVID-19 dibandingkan orang yang bukan perokok. Ketua Umum PDPI Agus Dwi Susanto menjelaskan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi hal tersebut.
Pertama, terjadi gangguan imunitas akibat asap rokok sehingga mengganggu saluran pernafasan dan paru. Akibat imunitas yang menurun maka akan lebih memudahkan perokok terinfeksi virus corona.
Kedua, rokok memicu penyakit Komorbid.
"Rokok itu berhubungan dengan penyakit degeneratif atau penyakit Komorbid yang akhirnya kita ketahui bahwa tenyata penyakit Komorbid ini memiliki risiko lebih tinggi terjadinya penularan COVID-19. Rokok ini terkait dengan kebiasaan memegang mulut berkali-kali sehingga transmisi itu akan meningkat terjadinya infeksi virus dari COVID-19 ini," kata Agus Dwi Susanto di konferensi pers daring, Selasa (28/4/2020).
Ketiga, merokok akan meningkatkan regulasi reseptor Angiotensin-Converting Enzyme-2 (ACE2). Dimana menurut penelitian paru-paru perokok mengandung 40-50% ACE2 lebih banyak dibanding bukan perokok. Diketahui bahwa reseptor ACE2 merupakan tempat masuknya virus COVID-19.
"Penelitian di Kanada menyimpulkan, pasien yang merokok atau dengan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) memiliki kadar lebih tinggi ACE2 pada saluran nafas bawah," katanya.
Di sisi lain, Agus juga menyebut penyebaran COVID-19 saat ini sudah dari manusia ke manusia. Salah satunya adalah melalui droplet. Ia menyebut penularan bisa dilakukan melalui droplet yang keluar dari hembusan nafas perokok, selain melalui droplet saat batuk dan bersin.
Mengutip penelitian Patanavanic tentang hubungan antara perokok dengan COVID-19, maka disimpulkan perokok memiliki risiko terinfeksi COVID-19 lebih besar dibandingkan bukan perokok yaitu sebesar 2,25 kali.
Selain itu, penelitian dari Newengland Journal of Medicine mencatat, perokok lebih sering membutuhkan perawatan insentif (ICU).
Editor: Fadli Gaper
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!