NASIONAL

Perempuan dengan HIV AIDS Rentan Alami Kekerasan

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengungkapkan perempuan positif HIV/AIDS rentan mengalami kekerasan.

AUTHOR / Hoirunnisa

Perempuan ODHA rentan alami kekerasan
Ilustrasi: Pita merah atau pita kesadaran, simbol solidaritas pengidap HIV/AIDS. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengungkapkan perempuan positif HIV/AIDS rentan mengalami kekerasan.

Ketua Sub Komisi Pemantauan Komnas Perempuan, Bahrul Fuad menyebut 93 perempuan positif HIV/AIDS melaporkan kekerasan yang dialaminya. Kata dia, Status positif tersebut membuat kerentanan terhadap perempuan bertambah. Data tersebut diperoleh dari titian perempuan dari Forum Pengada Layanan (FPL).

"Jadi adanya pemahaman tentang kesalahpahaman terkait dengan penyakit HIV/AIDS ini yang kemudian membuat perempuan yang mengidap HIV/AIDS ini itu kemudian rentan mengalami kekerasan. Nah ini yang masalahnya adalah bagaimana kesalahpahaman masyarakat terhadap HIV/AIDS ini. Karena itu perlunya sosialisasi dan pendidikan publik," ujar Ketua Sub Komisi Pemantauan Komnas Perempuan, Bahrul Fuad pada konferensi pers di kanal Youtube KemenPPPA, Selasa (18/7/2023).

Bahrul menambahkan, aspek informasi dan layanan bagi perempuan positif masih minim. Hal tersebut yang mendasari diskriminasi pada korban masih terus terjadi.

Selain itu Bahrul Fuad juga mengatakan kekerasan berbasis gender juga rentan dialami orang yang mengidentifikasikan dirinya sebagai non-biner. Kata Bahrul, sebanyak 45 orang korban melaporkan hal tersebut kepada FPL .

Kekerasan yang dialami meliputi diskriminasi dengan alasan identitas seksual korban, pemaksaan busana, hingga kawin paksa.

Baca juga:

- Suka-duka Relawan Merawat 30-an Anak dengan HIV AIDS

- Kasus HIV dan AIDS Meningkat hingga Ratusan Orang di Papua

Editor: Resky Novianto

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!