BERITA

Perang Suku di Timika, Kemensos Minta Bupati Bantu Pengungsi

"Pengungsi yang dimaksud di sini adalah akibat bencana alam maupun sosial atau bencana alam yang mereka tidak lagi tahan berada di dalamnya"

AUTHOR / Rio Tuasikal

Perang Suku di Timika, Kemensos Minta Bupati Bantu Pengungsi
Ratusan warga Timika mengungsi ke Sentani lantaran takut jadi korban perang suku. (Foto: KBR/Katarina L.)



KBR, Jakarta- Kementerian Sosial menegaskan 200-an orang Timika yang ke Jayapura adalah pengungsi, sehingga harus mendapat bantuan Pemda setempat. Hal ini menjawab keraguan bupati Jayapura yang menganggap status mereka tidak jelas, dan meminta kelompok warga itu segera pergi.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS) Kemensos Syahabudin menyatakan kelompok warga itu terusir karena konflik di kampung mereka. Sehingga, Pemda harus memberikan mereka bantuan baik sandang, pangan, dan papan.


"Konflik yang benar-benar terjadi jadi mereka pengungsi. Mungkin salah mendefinisikan," ujarnya kepada KBR, Rabu (3/8/2016) malam.


"Pengungsi yang dimaksud di sini adalah akibat bencana alam maupun sosial atau bencana alam  yang mereka tidak lagi tahan berada di dalamnya, diungsikanlah ke tempat yang aman," jelasnya lagi.


Syahabudin menambahkan, bantuan   dari Kemensos bisa turun jika konflik itu dinyatakan sebagai kondisi tanggap darurat. Hal itu harus dinyatakan oleh bupati Timika karena konflik terjadi di wilayahnya.

"Kita tidak serta merta membantu," katanya.

Saat ini, ratusan warga yang kebanyakan perempuan, anak, dan manula itu telah ditangani oleh Pemda Jayapura. Selama sepekan, Pemkab Jayapura sudah mendata para pengungsi dan memberikan sejumlah bantuan bahan makanan, selimut dan kebutuhan pokok lainnya kepada mereka.


Para pengungsi ini pergi dari desanya setelah bentrokan dua warga Minggu, 24 Juli lalu. Dalam bentrokan itu, puluhan rumah terbakar dan rusak serta tiga orang tewas.


Ratusan orang ini juga mengaku tak akan kembali ke kampungnya, sebelum ada jaminan keamanan dari aparat setempat dan tak ada bentrokan susulan.


Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!