BERITA

Penyerapan Anggaran Lambat, Jokowi Tegur Kementerian/Lembaga

"Saya sudah berikan peringatan agar belanja-belanja di Kementerian dan Lembaga itu bisa didorong untuk dipercepat,"

AUTHOR / Ade Irmansyah

Penyerapan  Anggaran Lambat, Jokowi Tegur Kementerian/Lembaga
Presiden Joko Widodo. (Foto: Setkab/Rahmad)

KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo  mendesak Kementerian dan Lembaga Negara untuk memaksimalkan penggunaan belanja negara. Pasalnya kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun ini turun menjadi 4,92 persen dari yang sebelumnya pada kuartal terakhir tahun lalu mencapai 5,04 persen.

"Dan alhamdulillah pada kuartal ke 4 tahun 2015 pertumbuhan ekonomi kita masih 5,04. Tetapi pada kuartal satu tahun 2016 sedikit menurun jadi 4,92. Ini sekali lagi sebetulnya pada awal-awal Januari atau akhir-akhir Desember saya sudah berikan peringatan agar belanja-belanja di Kementerian dan Lembaga itu bisa didorong untuk dipercepat," ujarnya saat membuka rapat paripurna kabinet di Istana Merdeka, jakarta.

Kata dia, hanya satu dua Kementerian dan Lembaga Negara saja yang menjalan instruksinya tersebut. Padahal kata dia, situasi perekonomian global masih harus diwaspadai dan belum sepenuhnya stabil. Ini nantinya kata dia akan berpengaruh pada penganggaran RAPBN Perubahan tahun 2016.

"Tapi dalam praktiknya saya lihat angka-angka yang ada di kementerian ini memang masih lambat. Hanya satu dua tiga kementerian yang saya bandingkan dengan tahun yang lalu itu bisa mempercepat seperti PU yang bisa 4 kali lipat lebih banyak dari tahun yang sebelumnya. Kita melihat bahwa situasi baru ekonomi global ini mesti harus kita waspadai, dan belum sepenuhnya stabil. Pergerakan setiap hari, setiap minggu juga masih berubah-ubah terus," ujarnya.

Selain mempercepat realisasi belanja Pemerintah, dia juga mendesak jajarannya agar bisa menarik investasi sebesar-besarnya. Dengan begitu kata dia, dua hal tersebut menjadi sektor yang mempengaruhi perekonomian nasional. Pasalnya kata dia, saat ini investor - investor menjadi rebutan negara-negara lain yang kondisinya tidak lebih baik dari Indonesia.

"Trigger-nya ada di situ, kalau belanja Pemerintah tidak segera ini juga akan mendorong ke pertumbuhan yang lebih lambat. Investasi juga sama, investasi kalau di BKPM tidak bisa mendorong untuk mempercepat realisasi juga akan tidak memberikan efek yang konkret terhadap pertumbuhan kita, tetapi kita juga harus sadar kalau sekarang ini investor dijadikan rebutan oleh negara-negara yang lain yang kondisinya jauh lebih jelek dari kita," ujarnya.

Dia juga menekankan agar indikator perekonomian seperti investasi langsung, inflasi, indeks gini rasio harus tetap dijaga. Kata dia, inflasi menjadi salah satu faktor yang harus dijaga pemerintah, apalagi mendekati Lebaran.

"Hari-hati ini jadi tanggung jawab kementerian perdagangan, tetapi kementerian yang lain juga sangat berperan seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN karena juga menyangkut langsung dengan hal yang berkaitan dengan inflasi kita jaga agar inflasi paling tidak harus dibawah 4 untuk tahun 2016 ini," ujarnya.


Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!