NASIONAL

Pengamat: Elektabilitas Tinggi, Golkar Rugi Tak Usung RK di Pilgub Jabar

“Tentu ini merugikan Golkar karena Ridwan Kamil incumbent elektabilasnya tinggi (kemudian) digeser ke Jakarta," kata Ujang

AUTHOR / Shafira Aurel

EDITOR / Resky Novianto

ridwan kamil
Gubernur Jawa Brat Periode 2018-2023, Ridwan Kamil

KBR, Jakarta- Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai partai Golkar bakal dirugikan, usai resmi mengusung Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat di Pilkada 2024.

Menurut Ujang, kerugian itu muncul karena Golkar tidak memprioritaskan kader internalnya yakni Ridwan Kamil maju di Jabar. Padahal, kata dia, RK memiliki potensi yang lebih besar jika dibandingkan dengan Dedi Mulyadi.

Hal itu terlihat dari elektabilitas RK yang unggul di Jabar dari berbagai hasil survei. Jawa Barat menjadi basis kuat suara Golkar.

“Tentu ini merugikan Golkar karena Ridwan Kamil incumbent elektabilasnya tinggi (kemudian) digeser ke Jakarta. Jadi dalam konteks itu Golkar mengalami kerugian ketika Ridwan Kamilnya tidak maju lagi di Jawa Barat, dan ketika Ridwan Kamil nya digeser ke Daerah Khusus Jakarta,” ujar Ujang kepada KBR, Minggu (4/8/2024).

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas periode pertengahan Juni 2024 mengungkap elektabilitas bekas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masih sulit tergoyahkan.

Kang Emil mendapatkan 36 persen suara responden, disusul Dedi Mulyadi di posisi kedua dengan 12 persen suara responden. Selanjutnya, ada nama Bima Arya, dan Atalia Pararatya.

Baca juga:

Sandiaga Jawab Kans Maju Pilkada Jabar

Sebelumnya, Partai Golkar memutuskan untuk mengusung Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Dedi Mulyadi untuk maju menjadi calon gubernur Jawa Barat.

Pernyataan itu disampaikan Airlangga usai menghadiri peringatan ulang tahun organisasi sayap partainya, di Djakarta Theater, Jumat (2/8).

Airlangga menyebut keputusan ini diambil karena telah melalui sejumlah pertimbangan dan musyawarah.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!