Senjata yang disita dari Kiwo Telenggen, anggota kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tewas tertembak di Mulia Puncak Jaya, diketahui merupakan senjata milik Komandan Rayon Militer (Danramil) Mulia. Senjata itu dirampas oleh kelompok OPM pada 2012
Penulis: Radio Swara Nusa Bahagia
Editor:

KBR68H, Jayapura – Senjata yang disita dari Kiwo Telenggen, anggota kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tewas tertembak di Mulia Puncak Jaya, diketahui merupakan senjata milik bekas Komandan Rayon Militer (Danramil) Mulia, Paulinus Logo. Senjata itu dirampas oleh kelompok OPM pada 2012 lalu.
Juru Bicara Kepolisian Daerah Papua, Sulistyo Pudjo menuturkan, kesimpulan itu diketahui setelah polisi memeriksa senjata milik Kiwo.
“Senjata itu berhasil didapatkan kembali ternyata setelah diidentifikasi ternyata adalah senjata pada 2012, itu direbut oleh kelompok sipil bersenjata dari tangan Danramil Kota Mulia Kapten Logo. Puji syukur sekarang sudah bisa kembali ke tangan TNI,” tutur Sulistyo Pudjo di Jayapura, Rabu (6/11).
Sulistyo Pudjo mengaku, pihaknya kesulitan menangkap anggota kelompok OPM yang sering berbuat onar dan meresahkan masyarakat di Puncak Jaya. Sebab pelaku sering menyamar dan berbaur dengan masyarakat sehingga sulit dideteksi. Apalagi, masyarakat tidak bisa memberikan infomasi tentang keberadaan mereka karena dibawah ancaman.
Anggota kelompok ini juga bersembunyi di hutan-hutan dan gunung yang medannya cukup sulit. Kondisi itu menyulitkan aparat untuk mengejar dan menangka mereka.
Kontak senjata antara TNI dari Batalyon 753 Nabire dengan kelompok sipil bersenjata terjadi Senin lalu (4/11) di depan kantor Distrik Mulia Puncak Jaya. Kontak senjata terjadi berawal dari laporan masyarakat ke pos TNI, yang menyatakan ada sekelompok orang bersenjata di kerumunan peserta tes CPNS.
Saat mendatangi lokasi, aparat TNI mendapati tiga orang mencurigakan. Saat dipanggil, ketiganya langsung mengeluarkan tembakan ke arah aparat yang kemudian dibalas. Akibat kontak senjata, seorang dari anggota kelompok sipil bersenjata tersebut tewas. Jenazahnya kemudian dibawa ke rumah sakit Mulia untuk divisum. Usai divisum korban langsung diserahkan ke keluarganya. (Andi Iriani)
Editor: Anto Sidharta