BERITA

PEN Dinilai Tak Efektif Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III

"Karena konsumsi masyarakat di bawah satu persen, konsumsi pemerintah juga 0,89. Jadi tidak cukup kuat ngangkatnya"

AUTHOR / Astri Septiani

Festival Expo UMKM Sukoharjo di Gedung Graha Wijaya, Sukoharjo, Jateng, Minggu (24/10/2021). (Antara
Festival Expo UMKM Sukoharjo di Gedung Graha Wijaya, Sukoharjo, Jateng, Minggu (24/10/2021). (Antara/Makna Zaezar)

KBR, Jakarta-    Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi Indef Tauhid Ahmad memprediksi total realisasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tak akan jauh berbeda dari tahun lalu yakni 83 hingga 85 persen. Ia mengkritik kurang efektifnya PEN untuk mendorong ekonomi di kuartal ketiga. 

Kata dia, seharusnya PEN bisa menjadi andalan pemerintah untuk mendongkrak perekonomian Indonesia.

"Di kuartal ketiga kemarin seolah-olah PEN tidak terlalu signifikan. Karena konsumsi masyarakat di bawah satu persen, konsumsi pemerintah juga 0,89. Jadi tidak cukup kuat ngangkatnya di kuartal  ketiga 2021. Ya mudah-mudahan kuartal empat  lebih baik walau tantangannya jauh lebih berat. Karena momentumnya sudah hilang dari siklus anggaran pemerintah termasuk PEN, maupun memanfaatkan momentum libur nataru," kata dia kepada KBR, Minggu (14/11/21).

Ia juga menilai, secara struktural masih ada sejumlah masalah terkait program PEN. Contohnya dari klaster kesehatan masih ada masalah terkait administrasi, klaim, hingga distribusi insentif untuk nakes yang terlambat. Kata dia pada klaster kesehatan, pemerintah seperti tak belajar dari pengalaman tahun lalu. Untuk klaster lainnya ia menilai juga cenderung sama seperti tahun sebelumnya, dan hanya klaster insentif usaha yang penyalurannya lebih cepat dari tahun lalu.

Baca juga:


Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 per 5 November 2021 mencapai Rp456,35 triliun. Atau baru 61,3 persen dari pagu anggaran yang sebesar Rp744,77 triliun.

Akhir Oktober lalu, Airlangga Hartarto mengungkapkan realisasi UMKM dan Korporasi tu merupakan yang terendah dibanding sektor lainnya.

Untuk klaster UMKM, realisasi per 22 Oktober baru mencapai 38,9 persen atau sekitar Rp63 triliun dari pagu anggaran Rp162 triliun. Airlangga beralasan, ada beberapa program yang penyaluran masih rendah dan belum terealisasi.

"Memang dari berbagai program yang masih 40 persen itu adalah subsidi bunga KUR yang realisasinya baru 40 persen. Namun kalau kami lihat ini masih menunggu realisasi, menunggu reimburse saja. Sedangkan KUR-nya sudah dilaksanakan, ini sudah di dalam proses," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (26/10/2021).

Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, program lain yang realisasinya masih rendah di klaster UMKM dan korporasi yakni penyertaan modal negara (PMN) untuk enam BUMN. Dia mengklaim, program PMN ini tinggal menunggu regulasinya. Ketika peraturannya sudah diterbitkan, maka akan langsung terserap.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!