NASIONAL

Pemerintah Kesulitan Capai Target Vaksinasi Polio di Papua

Padahal daerah tersebut sudah ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

AUTHOR / Wahyu Setiawan, Ken Fitriani

EDITOR / Sindu

Pemerintah Kesulitan Capai Target Vaksinasi Polio di Papua
Ilustrasi: Pelaksanaan vaksinasi polio. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Pemerintah kesulitan mengejar target cakupan vaksinasi polio di tanah Papua. Padahal daerah tersebut sudah ditetapkan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) polio.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut sejumlah kendala sulitnya untuk mencapai target vaksinasi polio di Bumi Cenderawasih. Antara lain, rendahnya komitmen kepala daerah, tingginya biaya operasional, faktor keamanan, serta minimnya sosialisasi.

"Ternyata outbreak lagi di Papua. Yang di Papua yang outbreak itu varian 1. Nah, ini yang membuat kami jadi waswas. Artinya ini sudah ke mana-mana, mulai dari provinsi paling barat sampai provinsi paling timur, dan variannya sudah segala macam varian. Tadi, kami pikir hanya satu saja," kata Budi saat Rakor Pengendalian Inflasi Daerah 2024 daring dan luring di Kemendagri, Senin, (24/6/2024).

Menteri Budi mengungkapkan, hingga kini belum ada provinsi di Papua yang mencapai cakupan minimal vaksinasi yakni 95 persen.

"Jadi, akhirnya kami ambil kesimpulan mendingan seluruh Indonesia kami adakan program vaksinasi polio ulang. Karena apa? Karena sayang, dulu kita sudah sempat hilang. Kalau ada lagi, nanti anak-anak kita cacat. Intinya seperti itu," kata Budi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah menargetkan 860 ribuan anak mendapatkan vaksin. Hingga 22 Juni, cakupan untuk dosis 1 baru mencapai 44,9 persen. Sedangkan dosis 2 baru 5,7 persen.

Budi menambahkan, pemerintah akan melakukan penilaian risiko lebih detail terhadap daerah-daerah bermasalah terkait vaksinasi. Penilaian dilakukan bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan tim ahli.

399 Kabupaten/Kota Berisiko Tinggi

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyebut 399 kabupaten/kota atau 78 persen wilayah di Indonesia berisiko tinggi transmisi polio.

Ketua Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan Khusus Kementerian Kesehatan, Gertrudis Tandy mengatakan jumlah itu didapat berdasarkan hasil penilaian risiko polio menggunakan data 2023.

"Temuan kasus polio sepanjang periode 2022 hingga 2024 setidaknya terdapat 10 kasus polio yang ditemukan di Pulau Sumatra, Jawa, dan Papua," katanya dalam TropmedTalk on Stage di Auditorium Gedung Tahir Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM Yogyakarta, Kamis. (13/62024).

Kemenkes menyikapi hasil penilaian tersebut dengan mengadakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dalam dua tahap di 33 provinsi. Tahap pertama dilakukan 27 Mei, kedua 15 Juli 2024. Vaksin yang digunakan adalah rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni novel oral polio vaccine type 2 (nOPV).

Masyarakat diharapkan berpartisipasi dalam kegiatan PIN, dan rutin mengikuti imunisasi sebagai langkah pencegahan.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!