BERITA

Pantau PNS, Menteri Yuddy Keluhkan Absensi Manual

"Bisa dikatakan 90% sistem absesi masih manual yang sangat mudah disalahgunakan kewenangannya,"

AUTHOR / Ria Apriyani

Pantau PNS, Menteri Yuddy Keluhkan Absensi Manual
Pegawai negeri sipil (PNS) mengisi daftar hadir saat mengikuti apel disiplin kerja pada hari pertama kerja pasca libur panjang Idul Fitri 1437 H di Banda Aceh, Aceh, Senin (11/6). (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi, mengeluhkan sulitnya pemantauan terhadap kedisiplinan kerja Pegawai Negara Sipil (PNS). Terutama, di masa awal kerja setelah cuti bersama.

Yuddy menemukan masih banyak lembaga pemerintahan yang belum menggunakan absen elektronik.

"Dari pemantauan saya, ditemukan bahwa masih banyak kelemahan. Sistem absensi sebagian besar masih banyak menggunakan absen manual. Bisa dikatakan 90% sistem absesi masih manual yang sangat mudah disalahgunakan kewenangannya," ujar Yuddy di kantornya, Senin(11/7/2016).


Hari ini semestinya, tegas Yuddy, seluruh PNS masuk kerja dengan jam kerja normal, 8 jam. Namun jika absen masih manual, waktu kedatangan dan kepulangan PNS sulit dipantau. Soal ini, Yuddy mengaku sudah menghimbau kepada seluruh pemerintah pusat maupun daerah untuk mengganti metode absennya.


Yuddy juga menghimbau agar PNS tidak mengambil cuti pada minggu ini karena permintaan layanan publik diprediksi akan menumpuk.


Bagi PNS yang ketahuan membolos atau cuti dengan alasan tidak jelas, Yuddi menegaskan akan memberikan sanksi.


"Setidaknya mereka yang mengabaikan kepentingan publik tentu tidak layak dipromosikan. Kadi kalau mereka masuk dalam kategori siap dipromosikan, dengan perilakunya yang tidak mementingkan kepentingan publik, bisa jadi tidak jadi (promosinya)." Ujarnya.


Untuk Kementerian yang dipimpinnya sendiri, Yuddi mengatakan tahun ini hanya ada 9 orang yang diberikan cuti. Empat orang diantaranya cuti bersalin, sisanya dengan kepentingan mendesak. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun lalu sebanyak 40 orang.


Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!