BERITA

Panglima TNI dan Wapres Bahas soal Kebijakan di Papua

Panglima TNI Andika Perkasa berencana ke Papua untuk menjelaskan konsep penanganan keamanan di sana.

AUTHOR / Wahyu Setiawan

Panglima TNI Andika Perkasa bertemu Wapres Ma'ruf Amin bahas keamanan di Papua
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bertemu Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk membahas keamanan Papua, di rumah dinas wapres di Jakarta, Rabu, 24 November 2021. Pembahasan antara lain meliputi kebijakan pengamanan di Bumi Cenderawasih.

Juru bicara Wapres Masduki Baidlowi mengatakan dalam pertemuan itu, Wapres Ma'ruf memerintahkan panglima TNI memantau terus perkembangan situasi nasional, khususnya di Papua. 

"Di situlah tadi ada pembicaraan secara khusus bagaimana landasan-landasan pengamanan yang akan dijadikan kebijakan oleh panglima yang baru. Tadi, secara garis besar sudah dibicarakan ada beberapa kebijakan-kebijakan yang mungkin akan membawa suasana baru yang lebih kondusif buat keamanan di Papua," kata Masduki dalam keterangannya, Rabu (24/11/2021).

Baca juga:

Juru bicara Wapres Masduki Baidlowi menyebut, Wapres mengaku senang dengan laporan yang disampaikan panglima TNI. Menurutnya, Wapres punya tanggung jawab mensejahterakan rakyat Papua. Karena itu, Wapres berharap pembangunan Papua lebih intensif dan dirasakan manfaatnya, serta mensejahterahkan masyarakat.

"Sehingga itu kan harus berjalan seiring antara pendekatan-pendekatan keamanan humanis dan pendekatan kesejahteraan," kata Masduki.

Pekan depan, Panglima TNI Andika Perkasa berencana ke Papua untuk menjelaskan konsep penanganan keamanan di sana. Hal itu disampaikan Andika usai bertemu Kapolri Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (23/11). Konsep penanganan keamanan di Papua itu sudah dibahas secara detail dan disepakati oleh kapolri.

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!