NASIONAL

NTT Jadi Pilot Project Percepatan Penurunan Stunting di Era Prabowo

Angka stunting NTT sangat tinggi sekali, kurang lebih 37 persen.

AUTHOR / Astri Yuanasari

EDITOR / Wahyu Setiawan

Google News
balita
Petugas Posyandu melakukan penimbangan berat badan Balita (16/1/2023) di Medan, Sumut. (Foto: ANTARA/Yudi Lmo)

KBR, Jakarta - Pemerintah memilih Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi proyek percontohan atau pilot project untuk kerja sama pentahelix percepatan penurunan stunting. Hal itu disampaikan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKPN Wihaji, usai rapat koordinasi di Jakarta, Senin (13/1/2025).

"Pilot project itu di Nusa Tenggara Timur, yang secara persentasenya agak lumayan tinggi prevalensi stunting. Dan kementerian tidak bisa kerja sendirian, oleh karena itu saya minta support-nya sama Menteri Pendidikan Tinggi, Menteri Kesehatan, kemudian Menteri Desa juga, karena dana desa sebagiannya juga programnya untuk itu, sekitar 15 persen. Kemudian rektor, ada rektor Universitas Brawijaya, dan rektor Universitas Muhammadiyah Malang," kata Wihaji.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur terpilih NTT Melki Laka Lena mengatakan siap bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk menjadi percontohan program percepatan penurunan stunting.

"Sebagai daerah yang dijadikan sebagai contoh, kami siap untuk memastikan bahwa pentahelix yang dilakukan di tingkat pusat, akan kami kerjakan dengan baik di lapangan. Sehingga angka stunting NTT yang sangat tinggi sekali, kurang lebih 37 persen tadi angkanya, akan kami turunkan sesuai dengan target nasional untuk NTT," kata Melki.

Dalam rapat koordinasi tersebut beberapa kementerian terlibat, di antaranya Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serta Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDDT). Selain itu, pertemuan ini juga melibatkan beberapa rektor dari perguruan tinggi di Indonesia.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!