NASIONAL

Muhibah Budaya Jalur Rempah: Menguatkan Indonesia jadi Poros Maritim Dunia

Selama ini kita berpikirkan selalu agraris, selama puluhan tahun sejak zaman Belanda kita seolah-olah negeri yang orang-orangnya pelaut semua.

AUTHOR / Astri Yuanasari

Muhibah Budaya Jalur Rempah: Menguatkan Indonesia jadi Poros Maritim Dunia
Laskar Rempah bersama KRI Dewaruci, 8 Juni 2022. (Dok Jalur Rempah RI)

KBR, Jakarta - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar program Muhibah Budaya Jalur Rempah. Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan di Kemendikbudristek Restu Gunawan mengatakan, program itu bertujuan untuk mengubah paradigma masyarakat tentang kemaritiman.

"Mengubah alam pikir, paradigma berpikir itu penting, dan Kemendikbud ada dalam upaya mengubah paradigma berpikir," kata Restu dalam Silaturahmi Merdeka Belajar secara virtual, Kamis (9/6/2022).

Restu mengatakan, selama ini masyarakat Indonesia berpikir sebagai negara agraris. Padahal, Indonesia merupakan negara maritim.

Baca juga: Bebas Karantina dan Visa Kunjungan Tingkatkan Minat Wisatawan Asing

"Selama ini kita berpikirkan selalu agraris, selama puluhan tahun sejak zaman Belanda kita seolah-olah negeri yang orang-orangnya pelaut semua, secara perlahan itu bertahun-tahun, berabad-abad sejak 1500-an, ketika Belanda menguasai wilayah Indonesia sampai orde baru itu lebih cenderung ke agraris," ujarnya.

Program Muhibah Budaya Jalur Rempah merupakan pelayaran menggunakan kapal latih TNI Angkatan Laut, Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci. Pelayaran itu membawa pemuda-pemudi pilihan dari 34 provinsi dengan tujuan untuk napak tilas Jalur Rempah Nusantara.

Pelayaran dimulai pada 1 Juni hingga 2 Juli 2022. Jalurnya, mengarungi lintas samudra dan menyusuri enam titik Jalur Rempah. Yaitu Surabaya, Makassar, Baubau-Buton, Ternate-Tidore, Banda, dan Kupang.

Baca juga: Taman Kehati Emil Salim, Dibangun di Lahan Bekas Tambang Batu Bara

Pelayaran ditandai dengan Festival Jalur Rempah yang mengangkat kekayaan alam dan budaya di masing-masing titik singgah. Festival itu dirajut dari elemen budaya berupa seni, kriya, kuliner, ramuan, wastra, dan kesejarahan.

Muhibah Jalur Rempah diselenggarakan sebagai upaya diplomasi budaya dan menguatkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!