NASIONAL

Muhaimin Siap Temui Luhut Adu Data Soal Hilirisasi

"Kami tinggal atur waktu untuk adu data."

AUTHOR / Ken Fitriani

Muhaimin Siap Temui Luhut Adu Data Soal Hilirisasi
Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar saat acara Deklarasi dukungan Relawan Kaula Muda Nusantara di Jakarta, Minggu (28/1/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

KBR, Yogyakarta - Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengaku siap bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Cak Imin mengatakan siap beradu data dengan Luhut soal hilirirasi.

"Sudah, sudah, kami tinggal atur waktu untuk adu data," katanya usai menghadiri Rapat Umum Rakyat Yogyakarta di Ramayana Ballet Purawisata Yogyakarta, Senin (29/1/2024).

Dalam orasi politiknya, Cak Imin mengatakan rusaknya alam Indonesia disebabkan kerakusan segelintir pihak tak bertanggung jawab. Bahkan kata dia, harga nikel saat ini ambles karena dikelola habis-habisan untuk diekspor.

Dari menyebut tambang nikel di Indonesia hanya berumur sampai 15 tahun lagi.

"Saya hari-hari ini mau ketemu Pak Luhut. Katanya mau adu data apakah jumlah tambang-tambang kita maslahat dan mudaratnya enggak imbang," jelasnya.

Muhaimin bakal menggandeng Co Captain Timnas AMIN Thomas Lembong untuk menemui Luhut.

"Saya sama Pak Tom lagi siap-siap menghadapi Opung," ungkapnya.

"Pak Tom bisa ada waktu ikut rombongan kami, ya tentu berharap dengan keikutan Pak Lembong ini membawa semangat teman-teman di daerah," imbuhnya.

Baca juga:

Sebelumnya, Luhut ikut merespons sejumlah kritik mengenai hilirisasi nikel yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Luhut juga membantah tudingan Muhaimin yang menyebut hilirisasi ugal-ugalan saat debat cawapres. Luhut kemudian menantang Muhaimin terjun langsung ke area pertambangan nikel.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!