BERITA

Menteri Suryadharma: Saya Tersentak Kementerian Agama Disebut Terkorup

KBR68H, Jakarta - Suryadharma Ali, percaya peformanya sebagai Menteri Agama bisa menjadi modal untuk mengambil hati publik, memilihnya sebagai presiden.

AUTHOR / Arin Swandari

Menteri Suryadharma: Saya Tersentak Kementerian Agama Disebut Terkorup
kementerian agama, suryadharma ali, terkorup, KPK

KBR68H, Jakarta - Suryadharma Ali, percaya peformanya sebagai Menteri Agama bisa menjadi modal untuk mengambil hati publik, memilihnya sebagai presiden.  Salah satu yang menurut Suryadharma memberikan perkembangan signifikan adalah perbaikan layanan haji.

Ia kini tengah menggodok standar bayaran bagi penghulu yang oleh KPK disebut sarat  gratifikasi. Suryadharma berbincang dengan Arin Swandari dalam Sarapan Bersama KBR68H, TempoTV dan PortaKBR.

Apa yang ditunggu PPP untuk pencapresan?

Momentum.

Momentum yang seperti apa?

Momentum harus tepat.

Misalnya?

Yang duluan bisa jadi baik bisa jadi juga biasa-biasa saja.

Tapi perlu start untuk dikenal lebih luas di masyarakat bagaimana?

Iya start itu bisa dengan cara mendeklarasikan di awal, bisa juga dengan cara-cara lain.

Muncul banyak nama, FPI bahkan mau mengajak Anda menjadi wakilnya. Bagaimana?

Iya ini demokrasi ya semua warga negara punya hak untuk mencalonkan diri tetapi semuanya rakyat yang memilih. Jadi memang menarik pada saat ini, Pilpres 2014 sangat diminati bukan saja oleh ketua-ketua umum partai politik tetapi juga oleh tokoh-tokoh yang tidak memiliki partai politik pun berniat maju.

Masih harus mencari banyak tambahan untuk ke 20 persen ya?

Iya masih harus mencari banyak tambahan. Oleh karenanya koalisi itu bagi PPP itu adalah satu keharusan, koalisi itu bagi PPP itu tidak harus dengan partai Islam saja. 


Performa Anda sebagai Menteri Agama kira-kira bisa menjadi modal untuk merebut hati publik?


Saya kira semua tempat bisa menjadi modal. Saya ingat kata-kata Pak JK, kampanye yang terbaik adalah bekerja yang baik.

Berarti Anda yakin bahwa performa selama jadi menteri bisa dijadikan modal di 2014?

Iya. Karena saya berupaya bekerja yang terbaik. 


Termasuk kemarin waktu di UIN bilang ke mahasiswa kalau tidak pilih PPP kelewatan, itu maksudnya apa?


Itu kelakar-kelakar saja. Saya bilang kehadiran saya tidak untuk mempengaruhi kalian memilih Partai Persatuan Pembangunan.

Kemarin bilang banyak yang sudah disumbangkan untuk UIN, itu yang disumbangkan negara atau PPP?

Negara. Dalam kedudukan saya sebagai Menteri Agama, Menteri Agama mengelola pendidikan juga. 
   
Soal haji di 2014 ada rencana perbaikan apa lagi?
 
Alhamdulillah pelaksanaan haji dari tahun ke tahun semakin baik. Semakin baik itu bukan dari sisi pelaksanaannya saja tetapi sisi pengelolaan keuangan haji, banyak “subsidi” yang bisa diberikan kepada jamaah haji. Kalau saya katakan subsidi bukan berarti dananya dari APBN tetapi itu dari setoran awal jamaah haji yang sudah tersimpan lama di bank ada yang 5 tahun, 8 tahun, 10 tahun, 12 tahun. Itu di bank syariah disebut manfaat, sedangkan dalam bank konvensional disebut dengan bunga. Itu pengelolaannya lebih baik dengan demikian bunganya juga semakin baik, dengan bunga yang semakin baik maka dari bunga atau manfaat itu dikembalikan untuk peningkatan kualitas pelayanan.

Bicara soal keuangan, bagaimana publik ini bisa melihat transparansi soal keuangan haji ini?

Keuangan haji itu diawasi oleh DPR, BPKP, BPK, KPK, bahkan sekarang Ombudsman juga masuk, KPHI (Komisi Pengawas Haji Indonesia). Setiap tahun biaya penyelenggaraan ibadah haji itu harus disetujui.
 
Termasuk penggunaan bunga?

Misalnya dana optimalisasi. Dulu ada 48 komponen semuanya direct cost yang harus dibayar oleh jamaah. Sekarang dari 48 komponen itu yang dibayar oleh jamaah tinggal dua, penerbangan dan biaya pemondokan di Mekah selebihnya gratis.

Dari penggunaan optimalisasi itu disentil KPK performa Kementerian Agama, tanggapan Anda?

Saya tersentak karena disebut Kementerian Agama ini terkorup. Saya kemudian mendatangi KPK menanyakan apa yang dimaksud dengan terkorup itu, lalu dijelaskan bahwa ini berdasarkan survei integritas kementerian dan lembaga. Yang disurvei oleh KPK itu adalah pelayanan KUA, menurut hasil survei KPK pelayanan KUA itu penuh dengan suap. Adapun berapa totalnya juga tidak jelas, kalau saya perbandingkan dengan pelayanan yang lain seperti membuat SIM, KTP, IMB, izin usaha ini semata-mata ada administrasi yang dilayani di kantor masing-masing dan di hari kerja. Kalau KUA itu administrasi plus, bukan hanya administrasi tetapi ada unsur agama, unsur budaya, tradisi, gengsi, klenik.

Bagaimana mempertemukan lima unsur itu yang ingin dibuat oleh Kementerian Agama?

Klenik misalnya ya ada hitung-hitungan menikahnya harus hari A jam sekian, tadi saya habis ketemu Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI). Dia menceritakan pernah jam 12 malam harus menikahkan.

Lalu apa rencana Kementerian Agama untuk menyelesaikan soal ini? apakah kemudian mengajukan anggaran?

Alhamdulillah KPK berinisiatif melakukan rapat koordinasi mengundang Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, BAPPENAS membicarakan masalah ini. Jalan keluarnya adalah mengubah PP No. 47. Saya lagi mencari formula yang mendekati real, biaya nikah Rp 30 ribu.
 
Akan dinaikkan?

Kita akan carikan formula yang relatif mendekati ketepatan. Misalnya untuk biaya transportasi itu berapa yang pas.

Jadi ada penetapan harga?

Ada penetapan harga dan jangan hanya transportasi, harus ada juga jasa profesinya.

Pengadaan Al Quran sempat terhenti setelah kasus itu. Sudah mulai lagi?

Seingat saya tidak terhenti.
 
Selalu ditanyakan kepada Anda adalah situasi dan kondisi kita terkait keberagaman seperti Syiah, Ahmadiyah. Soal Syiah ini seperti apa kebijakan Kementerian Agama? maunya seperti apa?

Penanggung jawab penyelesaian masalah konflik Sampang itu daerah, pak gubernur intinya. Tetapi bukan berarti presiden lepas tangan, bukan berarti juga Menteri Agama lepas tangan. Saya pernah datang ke sana bertemu dengan ulama-ulama Sampang Madura, mereka menyatakan sangat terbuka kepada para pengungsi itu kalau mau kembali ke kampung halaman. Kenapa terbuka, sesungguhnya di antara para ulama dengan para pengungsi itu punya tiga jenis hubungan, pertama hubungan darah, kedua hubungan guru dengan murid, ketiga sekurang-kurangnya mereka kenal, tetangga. Oleh karenanya mereka sangat terbuka, sekarang mereka pulang kan harus aman jangan sampai ada konflik lagi. Terus bagaimana supaya tidak ada konflik, saya menyampaikan kepada para pengungsi itu ayo kita bangun kehidupan bertetangga yang baik, kita bangun kehidupan bertetangga yang baik.
   
Kalau begitu bukan pertobatan?

Saya tidak menyebut pertobatan, saya tidak menyebut juga mereka harus kembali ke Islam.

Kementerian Agama ada penelitian dan pengembangan soal Syiah itu kabarnya juga tidak apa-apa, bagaimana?

Begini ya, pemerintah tidak menyebut ini Syiah atau bukan, bukan perseteruan antara Syiah dan Sunni. Tetapi ini kita sebut konflik Sampang, mengapa tidak disebut Syiah karena jangan sampai masalah Syiah ini luas. Karena Syiah itu sendiri ada sekte-sektenya, ada mazhab-mazhab dan itu cukup banyak. Jadi belum tentu semua mazhab Syiah bertentangan dengan Sunni, tetapi mungkin saja ada beberapa yang mazhab Syiah itu bertentangan dengan Sunni.
 
Kalau di Wnosobo itu Syiah, Sunni, NU, Muhammadiyah, dan macam-macam itu semuanya bisa berdampingan secara harmonis. Kira-kira kita punya kemampuan secara nasional sama seperti di Wonosobo?

Diteliti dulu kenapa mereka bisa berdampingan secara harmonis.

Salah satunya mungkin faktor kepemimpinan, tidak ada kelompok yang merasa paling benar ya?

Bukan paling benar yang paling utama itu tidak ada pandangan yang bergesekan. Jadi apapun kalau ada pandangan-pandangan yang bergesekan, jangankan atas nama agama yang bukan berdasarkan agama pun kalau ada pandangan bergesekan pasti konflik.

Kita susah kalau menghilangkan gesekan?

Itulah yang saya sebut bagaimana kita membangun kehidupan bertetangga yang baik.

Konsep yang ditelurkan oleh Kementerian Agama seperti apa?

Saya membawa mereka sederhana saja, secara sosiologis saja.

Seperti apa sosiologisnya?

Gampang. Kalau saya bertetangga dengan Anda saya hina Anda, Anda pasti marah sama saya, suaminya dengar suaminya marah sama saya, anaknya dengar anaknya marah sama saya.

Tapi yang paling sering melakukan itu yang garis keras ya?

Ini kita bangun secara psikologis. Oleh karenanya termasuk kepercayaan Anda, manakala kepercayaan Anda tidak dihormati pasti terjadi gesekan.

Tapi yang paling sering mengutak-atik itu ya kita tahulah termasuk yang mau mencalonkan diri sebagai presiden. Itu yang justru mereka kemudian baik-baik saja bagaimana?


Iya memang setiap organisasi, setiap pemimpin pendekatannya berbeda-beda. Ada yang terlalu vulgar, ada yang tidak terlalu vulgar seperti pendekatan yang saya lakukan tidak bicara agama dulu.

Kalau teman-teman Ahmadiyah di Transito, NTB meminta pertolongan Anda, kira-kira apa yang bisa Anda lakukan ke mereka?

Ini realitas sosial, realitas yang ada. Jadi Ahmadiyah itu kalau mau selesai menurut saya itu dia tidak usah mengatakan sebagai Islam. Kita beragama ada prinsip, bertetangga ada prinsip, manakala prinsip itu dilanggar disitu ada gesekan jadi prinsip-prinsip itu harus dipenuhi.

Tapi kalau mereka masih beranggapan mereka Islam kira-kira solusinya apa?

Saya cerita begini panjang kalau tidak tuntas bisa salah paham. Saya punya pengalaman bagus sekali di Bangkok, saya ke Wat Arun waktu itu saya didampingi oleh mahabiksu. Karena bagus itu kita foto-foto, salah satu background foto saya itu adalah patung Budha Maitreya. Patung Budha Maitreya itu kepalanya botak, pipinya chubby, senyum menawan, perutnya gendut tidak pakai baju, pusarnya kelihatan. Lalu saya tanya ke biksu, patung ini kalau saya pakaikan baju penghinaan bukan, dia mengatakan penghinaan. Artinya ada prinsip-prinsip di patung itu, oleh karenanya pelajaran yang saya petik adalah kita harus menghormati, memuliakan apa yang dihormati dan dimuliakan oleh suatu agama apa adanya. Tidak bisa suatu komunitas disebut umat kristiani kalau salib Yesus Kristus pakai jas, tidak bisa suatu komunitas disebut Islam kalau nabinya bukan Nabi Muhammad SAW. Kalau melukai ujung-ujungnya konflik, tapi di kita berkembang begini terutama pahlawan-pahlawan kebebasan beragama mengatakan berikan hak dong itu keyakinannya, jadi tidak benar kalau kelompok seperti itu dibilang sesat tidak benar karena itu keyakinannya yang harus kita hormati. Jadi kebebasan beragama itu harus ada batasnya, tetap memperhatikan prinsip-prinsip agama.
 
Sudah ketemu sama mereka di Transito atau di tempat-tempat lain teman-teman Ahmadiyah?

Saya tidak pernah ketemu mereka, saya bertemu dengan eks Ahmadiyah.

Jadi ke depan masih belum jelas teman-teman di Transito nasibnya seperti apa ya?

Saya kira yang terbaik dialog.

Akan diinisiasi Kementerian Agama?

Iya saya kira bisa kita inisiasikan begitu tetapi dari semua pihak harus ada itikad.
 
Tidak cuma di Transito, Ahmadiyah lainnya juga ya?

Ahmadiyah lainnya dan saya terus mendorong supaya dialog itu terjadi.

Kalau sebelum pemilu sudah ada supaya mereka bisa ikut bagian begitu ya?

Sebaiknya memang begitu, lebih cepat lebih baik. 


Editor: Doddy Rosadi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!