NASIONAL

Menteri LHK: Modifikasi Cuaca Idealnya Setiap Hari

Langkah teknologi modifikasi cuaca itu untuk menurunkan angka indeks standar pencemaran udara (ISPU).

AUTHOR / Astri Yuanasari

Cuaca
Ilustrasi. Kru pesawat siap lakukan penyemaian awan untuk upayakan hujan buatan. (Foto: ANTARA/Rendhik Andika)

KBR, Jakarta - Pemerintah bakal kembali melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) berupa hujan buatan pada 2 - 4 September mendatang. Sebelumnya, modifikasi cuaca dilakukan pada 27 Agustus lalu, di wilayah Bogor dan sekitarnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, langkah TMC itu untuk menurunkan angka indeks standar pencemaran udara (ISPU).

Kata dia, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) idealnya dilakukan setiap hari.

"Harusnya sih tiap hari, idealnya tiap hari. Itu tergantung dari ya, tergantung dari kondisi awan dengan uap air yang harus di atas 70%. Jadi kalau masih tipis nggak akan turun hujan," kata Siti usai Penganugerahan Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra di Jakarta, Selasa (29/8/2023)

Berdasarkan hasil dari stasiun pengamatan indeks standar pencemaran udara, TMC pada 27 Agustus lalu menunjukkan penurunan indeks kualitas udara, yang pada awalnya 97 untuk PM 2,5 menjadi 29.

Baca juga:

- Polusi Udara, Kemenkes Bentuk Timsus Penanggulangan ISPA

- Dampak Kebakaran TPA Sampah Sarimukti, 200 Warga Jabar Kena ISPA

Sebelumnya, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar juga mengatakan, TMC Mikro juga cukup efektif mengurangi tingkat polusi udara.

Metode TMC Mikro dilakukan menggunakan alat yang disebut mist generator yang menyiramkan air dari gedung tinggi untuk mencuci polusi udara terutama polutan PM 2.5.

Hal ini langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono akan segera mengumpulkan pengelola gedung-gedung di DKI Jakarta untuk serentak melakukan metode TMC Mikro, untuk mengatasi polusi udara di Ibu Kota.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!