NUSANTARA

Dampak Kebakaran TPA Sampah Sarimukti, 200 Warga Jabar Kena ISPA

Selain terdampak secara kesehatan, warga juga terdampak secara ekonomi karena TPA Sarimukti ditutup setelah kebakaran melanda sejak Sabtu, 19 Agustus 2023.

AUTHOR / Arie Nugraha

ISPA, sarimukti
Upaya pemadaman melalui udara terhadap kebakaran di TPA Sampah Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (26/8/2023). (Foto: ANTARA/Novrian Arbi)

KBR, Bandung - Lebih dari 200 warga terjangkit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat dampak kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan selain terdampak secara kesehatan, warga juga terdampak secara ekonomi karena TPA Sarimukti ditutup setelah kebakaran melanda sejak Sabtu, 19 Agustus 2023.

"Warga banyak yang terdampak. Terbagi dua, terdampak tidak bisa bekerja karena mengandalkan ekonomi Sarimukti. Kemudian ada warga yang tetap bisa bekerja, hanya kesehatannya terdampak. Ada 200-an tadi terdaftar jadi pasien. Mayoritas ISPA, penyakit pernapasan. Dibantu oleh Puskesmas Sarimukti dan juga posko kesehatan Polda dan TNI," kata Ridwan Kamil dalam siaran persnya, Bandung, Senin (28/8/2023).

Baca juga:


Ridwan Kamil mengatakan warga yang terdampak kebakaran TPA Sarimukti diberikan bantuan sembako serta kebutuhan lainnya.

Selain itu, bantuan bagi warga juga berupa dapur umum yang diperuntukan bagi hampir 500-an warga terdampak.

"Insyaallah semua akan baik-baik saja. Asalkan seluruh warga mendoakan dan bekerja sama dan mewaspadai, karena musim kemarau akan masih berlangsung sampai Oktober. Masih ada 2 bulan lagi kewaspadaan," kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil menilai musim kemarau turut memicu terjadinya kebakaran. Tidak hanya kebakaran di TPA Sarimukti tapi juga di sejumlah TPA sampah daerah lain.

Selain TPA Sarimukti, kebakaran juga terjadi di TPA sampah Garut, Bekasi, Purwakarta dan Subang. Meski, kondisi kebakaran di empat lokasi itu relatif kecil, tetapi masyarakat diimbau tetap waspada.

"Oleh karena itu saya mengimbau, pertama, di musim kemarau yang susah hujan kali ini warga, aparat, bersiaga. Berhati-hati terhadap potensi kekeringan yang menimbulkan kebakaran. Dua, untuk Dinas Pemadam Kebakaran ini adalah saatnya bersiaga setiap hari karena kemungkinan kebakaran ruang luar ini mungkin sedang mengemuka," tukas Ridwan Kamil.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!